Advertisement
Upah Minimum 2025 Resmi Naik 6,5%, Ini Tanggapan Apindo DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Permenaker No.16/2024 tentang Penetapan upah minimum 2025 sudah ditetapkan pada 4 Desember 2024. Melalui beleid ini, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2025 dan upah minimum kabupaten/kota (UMK) sebesar 6,5% dari UMP dan UMK tahun lalu.
Menanggapi Permenaker ini, Wakil Ketua Apindo DIY Bidang Ketenagakerjaan, Timotius Apriyanto mengatakan tidak ada negosiasi di dalam penetapan Permenaker ini. Menurutnya yang dipermasalahkan bukan besaran persentase kenaikannya, namun kebijakannya tidak demokratis.
Secara angka kenaikan UMP DIY pada 2024 di atas 6,5%, yakni 7,27%. Timotius menyebut dasar kebijakan yang diambil mengabaikan dinamika ekonomi nasional dan daerah yang sedang mengalami deindustrialisasi.
"Bukan persoalan angkanya tapi mekanisme penetapan kebijakan yang tidak demokratis," ucapnya ditemui di Royal Ambarrukmo, Kamis (5/12/2024).
Menurutnya demokrasi ekonomi dibangun melalui dialog Tripartid, ditentukan melalui musyawarah dewan pengupahan provinsi. Ia berpandangan ruang dialog ini seolah tertutup, pekerja dan pengusaha tidak puas dengan 6,5%.
BACA JUGA: Libur Akhir Tahun, Pemkot Jogja Siapkan Kantong Parkir
Lebih lanjut dia mengatakan formula yang tepat untuk menentukan upah minimum disesuaikan dengan kondisi perekonomian daerah. Inflasi ditambah angka pertumbuhan ekonomi dan koefisien khusus, kontribusi tenaga kerja terhadap industri. Sehingga ada ruang tanpa dipatok 6,5%, bahkan bisa ada yang kenaikannya 7%.
"Sesuai dengan dinamika wilayah, perekonomian wilayah. Yang paling penting adalah atmosfer demokrasi ekonomi," jelasnya.
Ia berpendapat bagi perusahaan besar yang Good Corporate Governance (GCG) nya bagus bisa beradaptasi dengan UMP 6,5%. Namun bagi perusahaan menengah yang praktik GCG nya tidak bagus akan terdampak dengan kenaikan upah minimum ini.
"Perusahaan kecil akan survive karena ada pengecualian, diselesaikan dengan dialog bipartit."
Koordinator Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) DIY, Irsad Ade Irawan mengatakan menolak Permenaker No.16/2024. Dia mengatakan kenaikan upah minimum 6,5% tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup layak (KHL), sebab KHL ada di angka Rp3,7 juta - Rp4 juta.
"Kenaikan yang hanya di kisaran 6,5% tidak akan mampu mengatasi kesenjangan upah antar daerah."
Melansir dari JIBI/Bisnis.com Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli resmi menerbitkan regulasi penetapan upah minimum 2025. Aturan itu tertuang dalam Permenaker No.16/2024 tentang Penetapan upah minimum 2025 yang ditetapkan pada 4 Desember 2024. (Anisatul Umah)
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Jadwal KRL Jogja-Solo, dari Stasiun Tugu Hingga Palur Hari Ini
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Pinjamin Dukung Bulan Inklusi Keuangan 2025 Lewat Penguatan Literasi
Advertisement
Advertisement