Advertisement
Mendag Tegaskan Tidak Ada Pemangkasan Distribusi Minyakita

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan tidak ada pemangkasan distribusi penyaluran minyak goreng kemasan rakyat atau MinyaKita, namun akan ada evaluasi terkait dengan Wajib Pungut (Wapu) untuk BUMN Pangan,
"Sama enggak ada yang berubah, cuma itu tadi salah satu yang dievaluasi adalah yang Wapu itu," ujar Budi dilansir Antara, Rabu.
Advertisement
Budi menjelaskan, dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024, BUMN Pangan mendapat penugasan untuk menyalurkan MinyaKita. Dalam proses bisnis antara BUMN dan produsen ada yang namanya Wajib Pungut. Wajib pungut merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemerintah untuk memungut, menyetorkan dan melaporkan pajak pertambahan nilai (PPN) atas transaksi yang terjadi.
BACA JUGA : Harga Pangan Berangsur Turun, Cek Daftarnya di Sini
Wajib Pungut dinilai menjadi kendala dalam proses penyaluran MinyaKita, sehingga membuat distribusinya terlihat sangat panjang. Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun melakukan evaluasi dan telah mengusulkan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk memberikan relaksasi Wajib Pungut kepada BUMN Pangan.
"Wapu itu maksudnya kalau jadi, nanti yang produsen langsung ke BUMN, ya udah BUMN bisa langsung ke pengecer jadi fungsinya itu D1 [distributor 1]. Kalau BUMN itu kan nanti D1, sehingga si produsen langsung dapat hak ekspor kan, tapi kalau swasta kan harus D2, baru dapat hak ekspor, nah ini untuk memperpendek ya," kata Budi.
Budi berharap usulan ini segera mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan, sehingga penyaluran MinyaKita dapat berjalan dengan lancar. Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengusulkan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk merelaksasi kebijakan Wajib Pungut BUMN Pangan guna memperpendek rantai distribusi MinyaKita.
Staf Ahli Bidang Manajemen dan Tata Kelola, kini Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Iqbal Shoffan Shofwan menyampaikan, Kemendag menemukan bahwa BUMN Pangan mengalami kesulitan pendistribusian MinyaKita lantaran membutuhkan relaksasi wajib pungut.
BACA JUGA : Harga Minyakita Masih Saja Mahal, Begini Komentar Mendag
"Minggu lalu di awal Januari 2025, Menteri Perdagangan telah mengirimkan surat ke Menteri Keuangan untuk memohonkan relaksasi wajib pungut BUMN Pangan," ujar Iqbal.
Menurut Iqbal, relaksasi wajib pungut BUMN Pangan diyakini dapat membantu dalam stabilisasi harga jual MinyaKita yang sesuai dengan HET, di mana ditetapkan sebesar Rp15.700 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pekerja Urban di Jakarta Terhimpit Masalah Perumahan
- Penjualan Ambyar di Juli 2025, Sigra Masih Pimpin Pasar LCGC
- Bank Indonesia Ungkap Pengguna QRIS di DIY Hampir Sejuta di Semester I 2025
- Penjualan Kendaraan Roda Empat di Asia Tenggara, Malaysia Ungguli Indonesia
- Imbas Isu Beras Oplosan, Penggilingan Padi Ramai-ramai Tutup
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Cabai Rawit dan Bawang Merah Turun
- Harga Emas Antam Hari Ini Turun Tipis
- Menteri Perumahan Bantah Industri Properti Loyo
- Bank Indonesia Ungkap Pengguna QRIS di DIY Hampir Sejuta di Semester I 2025
- Tarif Trump Tak Guncang Pasar, The Fred Berpeluang Pangkas Suku Bunga
- Wisatawan Asal Malaysia Sumbang 35,82 Persen Jumlah Turis Asing ke DIY pada Juni 2025
- Penjualan Ambyar di Juli 2025, Sigra Masih Pimpin Pasar LCGC
Advertisement
Advertisement