Advertisement
Libur Panjang Januari 2025, Reservasi Hotel DIY Sudah Mencapai 50 Persen

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mencatat reservasi hotel se-DIY hingga hari ini Kamis 16 Januari 2025 untuk periode libur panjang 25-31 Januari 2025 sudah mencapai 30%-50%. Pada periode tersebut ditargetkan bisa mencapai 85%.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo mengatakan target tersebut sangat mungkin tercapai, sebab biasanya 2 hari menjelang periode libur panjang reservasinya meningkat. Apalagi saat ini trennya wisatawan langsung datang ke hotel tanpa reservasi terlebih dahulu.
"Dari tanggal 25-31 Januari reservasi sampai saat ini 30%-50% rata-rata se DIY," ucapnya, Kamis (16/1/2025).
Deddy menyebut kemungkinan reservasi hotel di periode libur panjang Januari 2025 capaiannya sama dengan momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 kemarin. Di momen libur ini menurutnya rata-rata wisatawan dari kalangan keluarga dan group swasta.
Lebih lanjut dia mengatakan menyambut libur panjang ini persiapannya tidak jauh beda dengan event hari libur lainya. Seperti menyediakan paket menginap, dinner, imlek, dan lainnya.
"Wilayah tengah dimungkinkan bisa 95% [okupansinya]," kata Deddy.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardianto mengatakan akan ada lonjakan wisatawan di momen libur panjang Januari 2025, namun tidak sepenuh Nataru yang lalu. Ia menyebut sebaran wisatawan kini sudah lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
"Untuk sisi penyebaran sudah lebih baik, meskipun okupansi masih utamakan di kota sebelum di kabupaten," jelasnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Hermanto memperkirakan pada Januari 2025 DIY akan mengalami inflasi, dengan kisaran tidak jauh beda dengan Desember 2024. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Desember 2024 terjadi inflasi 0,46% secara bulanan (month-to-month/mtm).
"Angkanya gak saya sebutkan ya tapi mirip-mirip dengan Desember," ucapnya.
Advertisement
Ia menyebut ada potensi lebih tinggi dan lebih rendah, namun tidak terlalu signifikan. Pada Desember 2024 menurutnya yang cukup tinggi mendorong inflasi adalah dari sisi konsumsi masyarakat.
Sementara di Januari 2025 dari sisi produsen sedikit terkendala cuaca, sehingga beberapa tanaman hortikultura produksinya terganggu. "Mungkin dari sisi itu yang dorong inflasi tapi saya kira masih relatif terkendali."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Negosiasi Tarif Impor, Amerika Serikat Persoalkan Penggunaan QRIS dan GPN di Indonesia
- Harga Emas Hari Ini Kembali Meroket, Tembus Rp2,04 Juta
- Pemerintah Menyambut Baik Investasi Microsoft Rp27 Triliun untuk Cloud dan AI di Indonesia
- Nego Tarif Impor AS-Jepang, Trump Turun Gunung
- Warga Berbondong-Bondong Beli Emas Batangan, Ini Menurut Ekonom UAJY
Advertisement

Jaringan Nasional Indonesia Dideklarasikan di Jogja, Siap Mengawal Kebijakan Pemerintah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement