Advertisement
Ini Siasat Eksportir DIY Hadapi Tarif Trump

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menaikkan tarif impor dari AS ke Indonesia sebesar 32%. Eksportir dari DIY pun mencoba menyiasati kebijakan baru ini dengan berbagai langkah mulai dari menyesuaikan ukuran produk hingga mencari pasar baru.
CEO Woodeco Indonesia, Agung Setiawan mengaku terakhir ekspor ke AS pada awal Maret 2025, dan diperkirakan kontainer baru sampai di sana pekan ini. Produk yang diekspor ke AS seperti tableware dari kayu dan besek seperti mangkok, piring, cobek. Ada juga terracotta, wajan, alat dapur dari alumunium.
Advertisement
BACA JUGA: Pemerintah China Tolak Kebijakan Tarif Trump
Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan buyer dan berharap barang yang sampai pekan ini masih menggunakan tarif 10% belum 32%. Kalaupun sudah kena tarif baru menurutnya buyer sudah pasrah karena diluar kendali.
"Juli ada lagi satu kontainer barangnya beda lagi, ada home decor dan juga tableware," tuturnya, Selasa (8/4/2025).
Menurutnya, apabila pesanan selanjutnya sudah kena tarif 32%, dia mengusulkan ke buyer untuk menurunkan ukuran produk. Misalnya talenan dari ketebalan 3 sentimeter diturunkan menjadi 1,5 sentimeter. Kemudian dari diameter 45 sentimeter bisa diturunkan menjadi 35 sentimeter. Selisih harga ini bisa mensubsidi barang.
"Barang sama diturunkan ukuran, tapi kualitas sama," jelasnya.
Dia menyebut secara persentase ekspor ke AS hanya 10%. Namun ia mengaku prihatin atas kebijakan ini, sebab eksportir lain yang pasar utamanya AS akan turun omsetnya. Jika omset turun bisa berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Agung bercerita sejak awal tidak hanya fokus ke satu benua atau satu negara saja. Sehingga ketiga suatu negara ada masalah seperti kebijakan tidak terlalu terdampak karena masih ada pasar lain.
"Kami ada buyer AS, Asia, Australia, Timur Tengah. Mungkin teman-teman yang terdampak yang buyernya hanya AS," tuturnya.
Ia mengaku awal bisa dapat buyer di AS melalui marketplace Alibaba. Kemudian karena menjadi anggota SiBakul dia mendapat fasilitas free ongkir. Fasilitas ini dimanfaatkan untuk mengirim sampel dengan subsidi dari Dinas Koperasi dan UKM DIY.
Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) DIY, Sapto Daryono mengatakan Asmindo belum bisa melihat seberapa jauh dampaknya, sebab tarif baru diberlakukan. Menurutnya rapat akan digelar pada pekan depan dengan pengurus.
Salah satu opsi menyiasati kebijakan AS adalah dengan menggarap pasar lain, salah satu yang potensial Timur Tengah. Ia mengatakan di Dubai proyek pembangunan hotel masih banyak, di Turki biasanya dijual lagi ke Arab, namun ada juga dari Arab yang beli sendiri.
"Mungkin perkuat lokal sama pasar baru. Cuman kondisi dalam negeri juga sedang lesu, akhirnya barang dan jasanya berkurang," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerapan Tarif Impor AS, China Peringatkan Potensi Krisis Kemanusiaan
- Perang Dagang, China Balas Amerika Serikat dengan Mengenakan Tarif Impor 125 Persen
- Tarif Impor Amerika Serikat atas Barang-Barang dari China 145 Persen, Bukan 125 Persen
- Kementerian Pekerjaan Umum Setujui Kenaikan Lima Ruas Jalan Tol, Ini Daftarnya
- Rencana Pembukaan Keran Impor Tanpa Kuota, Wamentan Pastikan Tidak Merugikan Industri Lokal
Advertisement

PAW 3 Lurah di Gunungkidul Belum Bisa Terlaksana, Ini Alasan Pemkab
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Penguatan Bursa Saham Asia, IHSG Ditutup Menguat Awal Pekan Ini
- Tropicana Slim Gandeng Komunitas PoundFit di 41 Kota Se-Indonesia, Ajak Masyarakat Bergerak Aktif dan Bijak Konsumsi Pasca Lebaran
- Perang Tarif Amerika Serikat dan China Justru Disebut Beri Peluang untuk Indonesia
- Prabowo Berencana Hapus Kuota Impor, Begini Kata Pengusaha Ritel
- Pemerintah Daerah Didorong Tanam Komoditas Strategis untuk Mengendalikan Inflasi
- Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini
- Harga Bawang Merah dan Cabai Rawit Mulai Turun Hari Ini
Advertisement