Advertisement
BI Sebut Penurunan Harga Cabai Picu Deflasi DIY Mei 2025

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY mengungkap penurunan harga cabai rawit, cabai merah dan bawang merah memicu deflasi DIY sebesar 0,15 persen secara bulanan (mtm) pada Mei 2025.
"Deflasi terutama disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau di tengah berlimpahnya pasokan pada komoditas hortikultura seperti cabai rawit, cabai merah dan bawang merah," kata Kepala KPw BI DIY Sri Darmadi Sudibyo dalam keterangannya di Yogyakarta, Kamis.
Advertisement
Menurut Sri Darmadi, ketiga komoditas itu masing-masing memberikan andil deflasi sebesar 0,12 persen (mtm), 0,07 persen (mtm), dan 0,06 persen (mtm).
Pasokan komoditas yang terjaga dari sentra produksi di Muntilan, Wates, serta beberapa wilayah di luar Jawa seperti Sulawesi disebut menjadi faktor utama penurunan harga.
Sementara, permintaan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha, kata dia, masih terpantau cenderung normal.
BACA JUGA: Disperindag Sebut Deflasi DIY Masih Kategori Aman, Ini Alasannya
Secara tahunan, inflasi DIY tercatat sebesar 2,04 persen (yoy), lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 2,28 persen (yoy). Adapun inflasi tahun kalender hingga Mei 2025 tercatat 1,56 persen (ytd).
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Kota Yogyakarta mengalami deflasi sebesar 0,16 persen (mtm), sedangkan Kabupaten Gunungkidul mencatat deflasi sebesar 0,14 persen (mtm).
Namun secara tahunan, Gunungkidul mengalami inflasi sebesar 2,17 persen (yoy), lebih tinggi dari Kota Yogyakarta yang tercatat sebesar 1,88 persen (yoy).
Di sisi lain, menurut Sri Darmadi, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,03 persen (mtm).
"Kenaikan harga emas ini salah satunya dipengaruhi oleh ketidakpastian global yang mendorong tingginya permintaan emas sebagai aset 'safe haven,'" ujar Sri Darmadi.
Dia memastikan BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY terus memperkuat sinergi pengendalian inflasi melalui strategi 4K, yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
Dukungan tersebut diwujudkan melalui berbagai program, antara lain operasi pasar, optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai acuan harga, kampanye belanja bijak, serta penguatan kerja sama antar daerah untuk kebutuhan pangan strategis.
"Bank Indonesia memprakirakan inflasi DIY 2025 tetap terjaga dalam kisaran target 2,5 persen plus minus 1 persen (yoy)," tutur Sri Darmadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gegara Beli Peralatan Militer dan Energi dari Rusia, Donald Trump Terapkan Tarif Impor 25% untuk India
- Lebih dari 1 Juta Rekening Terkait dengan Tindak Pidana, PPATK: 150 Ribu Didapat dari Peretasan
- Ekonom Minta Pemerintah dan BPS Menaikkan Acuan Garis Kemiskinan Sesuai Bank Dunia
- Berkat Sydney Sweeney, Saham American Eagle Melonjak
- Harga Emas di Pegadaian, Senin (28/7/2025) Stabil
Advertisement

Belum Ada Warga Kulonprogo Ganti Kolom Agama Menjadi Kepercayaan Kepada Tuhan YME
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- BPS Sebut Biaya Pendidikan Bakal Naik Terus
- Kanada Kena Tarif Impor 35 Persen, Hubungan Dagang dengan AS Makin Tegang
- TPID DIY Libatkan Pedagang dalam Upaya Pengendalian Inflasi
- Penjualan Emas Perhiasan atau Batangan Tidak Kenai Pajak Bagi 3 Kelompok Ini
- Musim Masuk Sekolah, DIY Alami Inflasi 0,05 Persen pada Juli 2025
- PLN Tawarkan Kemudahan Pasang Baru dan Migrasi ke Listrik Pascabayar Lewat PLN Mobile
- Harga Emas Antam Sabtu 2 Agustus 2025, Rp1.948.000 per Gram
Advertisement
Advertisement