Advertisement
Ekonomi Tumbuh Melambat, Ekonom Sebut Ada Potensi Resesi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I 2025 sebesar 4,87% (year-on-year/yoy) atau kurang dari 5%, melambat dari triwulan I tahun lalu. Sementara di DIY masih lebih baik yakni mencapai 5,11%.
Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta, Y. Sri Susilo memperkirakan ada potensi pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2025 lebih rendah. Masih dibawah 5% untuk nasional dan DIY masih sedikit di atas 5%.
Advertisement
Ia menjelaskan secara teoritis indikator dari resesi adalah pertumbuhan ekonomi triwulanan berturut-turut melambat, tidak harus negatif. Selain itu jumlah pengangguran meningkat akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) misalnya di industri jasa, ritel, bahkan media.
Indikator lainnya adalah penurunan daya beli masyarakat. Berbagai indikator ini sudah mulai nampak sejak pertengahan tahun lalu dan berlanjut sampai saat ini.
"Belum ada tanda-tanda untuk rebound, karena kondisi ekonomi global dan nasional memang banyak berubah sejak akhir tahun lalu sampai sekarang," ucapnya, Minggu (15/6/2025).
Menurutnya pemerintah sudah mulai sadar pada kondisi ini, sehingga membuat program-program insentif yang akan diberikan di bulan ini, yang bertujuan untuk mendorong konsumsi masyarakat. Seperti lewat subsidi upah dan insentif lainnya. Sri mengatakan lewat insentif ini diharapkan bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain kran APBN yang sempat ditahan sudah mulai dibuka. Misalnya dari Mendagri yang sudah mengizinkan pemerintah daerah (Pemda) untuk rapat di hotel. Dia menjelaskan jika pemerintah menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
"Melalui APBN dan APBD ini sudah mulai ada beberapa pos yang dilonggarkan. [pertumbuhan ekonomi] nasional di bawah 5%, DIY masih sedikit di atas 5%, tapi kalau pesimis bisa turun sedikit," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, terkait dengan investasi baik asing dan dalam negeri perlu dilakukan percepatan. Sebab saat ini menurutnya kebijakan di pusat dan di daerah masih belum sinkron.
"Yang sudah dapat izin segera merealisasikan. Selanjutnya upaya mendorong ekspor produk-produk yang menjadi unggulan," kata Sri.
BACA JUGA: Jadwal Terbaru SIM Keliling Bantul Mulai Senin 16 Juni 2025
Wakil Ketua Apindo DIY Bidang Ketenagakerjaan, Timotius Apriyanto mendorong pemerintah untuk membentuk sebuah tim penyelamatan ekonomi. Untuk melakukan kajian komprehensif situasi ketidakpastian global dan situasi perekonomian Indonesia.
"Ini kan ada kecenderungan kita ini mengalami perlambatan ekonomi. Jika perlambatan ini terjadi dua kuartal maka kita sebut resesi ekonomi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gegara Beli Peralatan Militer dan Energi dari Rusia, Donald Trump Terapkan Tarif Impor 25% untuk India
- Lebih dari 1 Juta Rekening Terkait dengan Tindak Pidana, PPATK: 150 Ribu Didapat dari Peretasan
- Ekonom Minta Pemerintah dan BPS Menaikkan Acuan Garis Kemiskinan Sesuai Bank Dunia
- Berkat Sydney Sweeney, Saham American Eagle Melonjak
- Harga Emas di Pegadaian, Senin (28/7/2025) Stabil
Advertisement
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- Beri Pelayanan Optimal untuk Nasabah di Jogja, CIMB Niaga Hadir dengan Semangat Work From Heart
- Cek Harga BBM Pertamina Mulai 1 Agustus 2025, Ada yang Turun
- Sama dengan Indonesia, Donald Trump Patok Tarif Impor 19 Persen untuk Tiga Negara Anggota ASEAN
- Beras, Tomat dan Bawang Merah Jadi Penyumbang Utama Inflasi Juli 2025
- BPS Memprediksi Jumlah Produksi Beras Konsumsi Mencapai 2,28 Juta
- BPS Sebut Biaya Pendidikan Bakal Naik Terus
- Kanada Kena Tarif Impor 35 Persen, Hubungan Dagang dengan AS Makin Tegang
Advertisement
Advertisement