Advertisement
Ekonom UMY: Demonstrasi Yang Diwarnai Aksi Rusuh Bisa Dorong Inflasi dan Menekan Pertumbuhan Ekonomi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Demonstrasi yang terjadi di berbagai kota besar termasuk DIY yang diwanai dengan kerusuhan bisa berdampak pada perekonomian. Apabila demonstrasi berlarut-larut bisa mendorong peningkatan inflasi dan jangka panjangnya bisa menekan pertumbuhan ekonomi.
Ekonom Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Nano Prawoto menjelaskan demonstrasi yang terjadi di beberapa kota lebih dari sepekan ini sudah dirasakan dampaknya, khususnya pada harga barang kebutuhan sehari-hari.
Advertisement
Kenaikan ini terjadi karena pedagang di pasar dan lainnya berspekulasi bahwa kedepan harga-harga akan naik, akibat mandeknya transportasi dan distribusi.
Menurutnya kondisi ini menyebabkan pedagang menaikkan harga meski dengan barang kulakan lama. Mereka khawatir jika ke depan harga naik uangnya tidak cukup untuk kulakan lagi.
"Para pedagang sudah berekspektasi, sehingga dia sudah menaikkan dulu [harga] barang kebutuhan sehari-hari," kata Nano, Rabu (3/9/2025).
Ia mengatakan apabila terjadi kerusuhan orang cenderung menahan diri untuk tidak bepergian. Meskipun uang beredar di masyarakat jumlahnya sama, namun jumlah transaksinya jadi berkurang.
Lebih lanjut Nano menyampaikan jika demonstrasi berlarut-larut dan terjadi chaos, orang tidak lagi berpikir jernih. Perputaran uang menurun drastis, karena orang lebih memilih menyimpan uang daripada belanja.
Dalam jangka pendek masyarakat baru menahan belanja, tapi jangka panjangnya mereka akan berprasangka jangan-jangan kedepan harga akan jauh lebih tinggi. Masyarakat, kata Nano, masih traumatis pada peristiwa di 1998, kala itu terjadi inflasi tinggi dan barang-barang hilang di pasaran seperti beras, minyak, hingga gula.
BACA JUGA: Gegara Video Sindir Guru, Menteri Agama Minta Maaf
Dia menyampaikan yang perlu diwaspadai salah satunya adalah spekulan yang memborong barang untuk ditimbun. Ditambah konsumen yang biasanya beli minyak 1 kg jadi beli 5 kg karena khawatir barang akan langka.
"Konsumen yang banyak beli ini juga menaikkan harga, jadi ini namanya demand pull inflation, inflasi diciptakan dari tarikan permintaan," jelasnya.
Dia mewanti-wanti agar dari pihak keamanan memperhatikan potensi adanya spekulan. Jangan sampai ada yang menimbun barang kebutuhan sehari-hari, menari di atas penderitaan orang banyak.
"Jika diterus-teruskan jangka panjang akan berdampak pada ekonomi. Perputaran uang turun, belanja turun, inflasi naik, daya beli masyarakat turun, sektor produksi turun gross domestic product (GDP) nasional dan daerah turun dan pertumbuhan ekonomi turun," ungkapnya.
Dampak ke Pariwisata
DIY sebagai kota pariwisata juga tidak luput dari dampak. Sebab masalah keamanan cukup sensitif bagi wisatawan. Nano menyebut pengaruhnya menyasar wisatawan domestik dan mancanegara. Apabila situasi dirasa belum aman mereka akan membatalkan perjalanan.
Lebih jauh dampaknya juga akan menyasar ke hotel, resto, destinasi wisata, pusat oleh-oleh dan turunnya. Tiga kunci sektor pariwisata atraksi, aksesibilitas, dan amenitas akan terganggu.
Ia mengatakan atraksi jelas akan turun pendapatannya, akses terkait dengan transportasi juga akan terdampak, hingga amenitas yang di dalamnya ada hotel, resto, souvenir dan lainnya.
"Beberapa hari ini saya lihat sudah buat kita tenang, tapi gerakan berikutnya saya enggak tahu," lanjutnya.
Jika situasi terus kondusif ini bisa menjadi pertanda baik. Dampak pada perputaran uang, belanja, dan lainnya sifatnya hanya temporer saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Laba Meituan-Alibaba Tertekan, Akibat Perang Harga di E-commerce
- Langkah Prabowo Reshuffle Menkeu RI Sri Mulyani Disorot Media Luar
- Bus Pariwisata ALS Alami Kecelakaan di Tol Padang, 2 Penumpang Tewas
- Bulog Sebut Penyaluran Beras SPHP Sudah 22 Persen
- Kopdes Merah Putih Bisa Cairkan Pinjaman Bertahap dari Bank
Advertisement

Dugaan Penipuan Perusahaan di Bantul, Korban Mengaku Diperdaya Omongan Terdakwa
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bus Pariwisata ALS Alami Kecelakaan di Tol Padang, 2 Penumpang Tewas
- Hari Belanja Online 2025, Pemerintah Targetkan Transaksi Rp35 Triliun
- Transaksi Luar Negeri UMKM Capai Rp1,49 Triliun dalam 8 Bulan
- Utang PT KAI ke Adhi Karya untuk Proyek LRT Capai Rp2,2 Triliun
- Ini Kinerja Sri Mulyani Selama Jadi Menkeu Selama 3 Rezim
- Langkah Prabowo Reshuffle Menkeu RI Sri Mulyani Disorot Media Luar
- Jadi Menkeu, Purbaya Janji Tak Rombak Kebijakan Fiskal Sri Mulyani
Advertisement
Advertisement