Advertisement
Utang Warga Indonesia di Paylater Mencapai Rp24 Triliun

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Bisnis buy now pay later atau paylater perbankan mencapai Rp24,05 triliun dengan jumlah rekening mencapai 28,25 juta.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan per Juli 2025 porsi paylater perbankan sebesar 0,30% dari total kredit perbankan dan terus mencatatkan pertumbuhan tinggi secara tahunan.
Advertisement
Sebagai informasi, hingga bulan ketujuh bulan ini penyaluran kredit perbankan mencapai Rp8.043,2 triliun atau tumbuh 7,03% YoY.
"Per Juli 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK, tumbuh 33,56% YoY menjadi Rp24,05 triliun dengan jumlah rekening mencapai 28,25 juta," ujarnya dalam konferensi pers hasil RDK OJK, Kamis (9/4/2025).
BACA JUGA: Polda DIY: Pelemparan Molotov ke Pos Polisi Diduga untuk Provokasi
Jika dibandingkan dengan realisasi pada bulan sebelumnya, terdapat kenaikan pertumbuhan. Pada Juni 2025 pertumbuhan kredit paylater perbankan sebesar 29,75% YoY dengan nilai Rp22,99 triliun dan jumlah rekening mencapai 26,96 juta rekening.
Di sisi lain, pembiayaan paylater oleh perusahaan pembiayaan pada Juli 2025 mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu meningkat sebesar 56,74% YoY (Juni 2025: 55,75% YoY), atau menjadi Rp8,81 triliun dengan NPF gross sebesar 2,95% (Juni 2025: 3,26%).
Sementara itu, berdasarkan jenis penggunaan kredit perbankan, Kredit Investasi tumbuh tertinggi sebesar 12,42% YoY, diikuti oleh Kredit Konsumsi 8,11% YoY, sedangkan Kredit Modal Kerja tumbuh 3,08% YoY.
Ditinjau dari kepemilikan, kredit dari kantor cabang bank asing tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 9,90% YoY. Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 9,59% YoY, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 1,82% YoY, di tengah upaya perbankan yang berfokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM.
Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit ke beberapa sektor tercatat tumbuh tinggi secara tahunan mencapai double digit. Sektor pertambangan dan penggalian tercatat tumbuh 18,31%, sektor pengangkutan dan pergudangan tumbuh 22,25% dan aktivitas jasa lainnya tumbuh 28,92%.
"OJK memproyeksikan kinerja perbankan 2025 tetap stabil dengan pertumbuhan kredit yang termoderasi dari tahun lalu. Hal ini sejalan dengan langkah bank untuk tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit, khususnya pada segmen berisiko tinggi, namun tetap ekspansif pada sektor-sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian dan memiliki prospek baik," ujar Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KAI Kommuter Daop 6 Jogja Beri Apresiasi Pelanggan Setia
- Penyaluran Beras SPHP di Ritel Modern Segera Dimasifkan
- Anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Naik Rp3,6 Triliun
- Pelaku Wisata Hingga Properti Sambut Baik Rencana Kucuran Stimulus Ekonomi
- Menteri Pertanian Tegaskan Tidak Ada Kelangkaan Beras
Advertisement
Cedera, Pemain PSS Sleman Dominikus Dion Ingin Segera Pulih
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Cek Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Naik
- Harga Cabai Rawit dan Bawang Merah Turun, Kamis 4 September 2025
- PMK Sudah Terbit, Koperasi Merah Putih Bisa Pinjam Duit ke Himbara
- Peringati Hari Pelanggan, Pegadaian Kanwil XI Semarang Bagi-Bagi Emas
- 147 Ribu Orang Gunakan Kereta Api di Libur Panjang Maulid Nabi
- Per Juli 2025, Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 7,03 Persen
- KAI Kommuter Daop 6 Jogja Beri Apresiasi Pelanggan Setia
Advertisement
Advertisement