Advertisement
Ekonom UGM Dorong Pemerintah Jaga Stabilitas Sosial dan Politik
Foto ilustrasi pertumbuhan ekonomi. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Demonstrasi besar-besaran yang terjadi pada akhir pekan lalu sedikit banyak berdampak pada pada kondisi ekonomi nasional. Kepercayaan pasar menurun, ditambah kekhawatiran dunia internasional. Beberapa negara memberikan peringatan kunjungan atau travel warning ke Indonesia.
Menanggapi kondisi Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Denni Puspa Purbasari mengatakan melemahnya kepercayaan pasar dan penurunan ekonomi sangat wajar terjadi. Sebab stabilnya kondisi sosial dan politik menjadi salah satu tumpuan aspek ekonomi untuk tumbuh.
BACA JUGA: Ekonom UMY: Demonstrasi Bisa Dorong Inflasi dan Menekan Pertumbuhan Ekonomi
"Untuk tumbuh, ekonomi perlu stabilitas politik sebagaimana dalam Trilogi Pembangunan zaman Presiden Soeharto yang menegaskan itu," ucapnya dalam keterangan resminya, dikutip, Jumat (5/9/2025).
Ia mengatakan gagasan pembangunan tersebut memiliki tiga pilar penghubung, yaitu stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan ekonomi tinggi, dan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Tiga pilar ini mengakar pada dasar pembangunan Indonesia dan masih relevan pada masa ini.
Denni mengatakan tingkat kepercayaan pasar bisa dilihat dari data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Di periode puncak demonstrasi 28 Agustus 2025- 1 September 2025, IHSG turun 2,7 persen atau setara 7.952,09 ke 7.736,07, sama halnya terjadi penurunan sekitar Rp 385–391 triliun.
"Ini merefleksikan confidence pelaku pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia menurun, dan sebaliknya risikonya malah dipersepsikan meningkat," ungkapnya.
Menurutnya kondisi sosial dan politik saat ini menurunkan kepercayaan pasar terhadap dunia usaha di Indonesia tanpa kecuali. Risiko ini mencakup keseluruhan pasar (market risk), yang tercermin pada pergerakan IHSG. Akan tetapi tidak semua harga saham anjlok, karena ada sektor atau perusahaan tertentu yang memiliki katalis positif pada saat bersamaan.
Lebih lanjut dia mengatakan pelaku usaha perlu bertahan dan melakukan mitigasi pada bisnisnya. Pencegahan tersebut lumrah dimiliki oleh perusahaan besar yang cenderung memperhatikan manajemen, network, capital, dan instrumen pengaman seperti asuransi.
"UKM yang bersandar pada penghasilan harian paling sulit. Tutup tiga hari berarti tidak ada penghasilan sama sekali. Itu setara dengan 10 persen omset sebulan," tuturnya.
Peristiwa semacam ini, khususnya di aspek IHSG bukan pertama kali terjadi. Ia mencontohkan peristiwa besar demo 212 yang turut menyentuh ranah politik, ekonomi, sosial, dan budaya, meski intensitasnya berbeda dengan kondisi saat ini. Krisis tahun 1998 yang bersifat multidimensi membuat IHSG anjlok lebih dari 50 persen.
Dia menyampaikan selain pemerintah roda ekonomi juga perlu penguatan dari sisi masyarakat. Denni menyarankan agar masyarakat memperhatikan pengeluaran dan pemasukan rumah tangga. Kondisi yang tidak pasti, mendorong masyarakat untuk memilah kebutuhan belanja dan menabung untuk antisipasi dana darurat.
"Memang ini akan berakibat pada perlambatan ekonomi namun tidak terelakkan," lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardianto mengatakan potensi pembatalan perjalanan wisatawan mancanegara bisa sampai 60 persen untuk skala nasional. Meskipun DIY aman, namun jika Jakarta masih panas wisatawan mancanegara tidak akan sampai ke DIY. "60 persen karena demo itu potensi," ujarnya.
Bobby mengapresiasi kondisi DIY yang masih tetap aman dan kondusif. Diharapkan kondisi yang sama juga terjadi di seluruh wilayah di Indonesia. Sebab semuanya akan saling terkait.
"Bagaimanapun seperti Jakarta, Surabaya, Bali ini kan poin-poin yang memang selalu dilewati, pattern Wisman. Kalau salah satu masih bergejolak, pasti jadi permasalahan buat kita," ujarnya. (**)
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pertamina Pastikan Pertalite di Jawa Timur Bebas Air dan Etanol
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
- Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
- Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Kendalikan Harga dan Inflasi, Bulog DIY Salurkan Bantuan Pangan
- Harga Emas Batangan Hari Ini Senin 3 November 2025
- Harga BBM: Bensin Turun dan Solar Naik
- DIY Inflasi 0,42 Persen, Didorong Emas dan Biaya Kuliah
- Penumpang KA Jarak Jauh Daop 6 Naik 4,01 Persen pada Oktober 2025
- Emas, Cabai, dan Beras Jadi Pendorong Utama Inflasi Oktober 2025
- Pemda Diminta Percepat Pendataan Lahan Koperasi Merah Putih
Advertisement
Advertisement




