Advertisement

Pemilik Gudang Garam, Raksasa Rokok yang Viral Isu PHK Massal

Mutiara Nabila dan Thomas Mola
Minggu, 07 September 2025 - 12:07 WIB
Ujang Hasanudin
Pemilik Gudang Garam, Raksasa Rokok yang Viral Isu PHK Massal Gedung PT. Gudang Garam / gudanggaramtbk.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Salah satu pabrik roko terbesar di Indonesia diterpa isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada karyawannya dan viral di media sosial.

Sebuah video memperlihatkan momen haru karyawan menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat para karyawan mengenakan seragam merah dan biru bertuliskan PT Gudang Garam mendapat PHK Massal.

Advertisement

Mereka dikumpulkan dalam satu aula. Setelah diputuskan diberhentikan kerja, para karyawan langsung melakukan pamitan. Terlihat beberapa karyawan menangis dan berpelukan karena harus berpisah dengan rekan kerjanya.

Belum diketahui secara pasti kapan video tersebut diunggah untuk pertama kali. Namun, tagar Gudang Garam baru menggema di media sosial pada Sabtu (6/9/2025).

Konglomerat di Balik Gudang Garam

Profil Gudang Garam tidak terlepas dari sosok konglomerat Susilo Wonowidjojo. Pria yang lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 18 November 1956 itu menduduki posisi tertinggi di Gudang Garam lantaran merupakan anak ketiga dari Surya Wonowidjojo, pendiri Gudang Garam.

Pada 2000, dia menggantikan kakaknya Rachman Halim sebagai pimpinan Gudang Garam, yang meninggal pada 27 Juli 2008 di Singapura.

Susilo Wonowidjojo diangkat menjadi Presiden Direktur pada 20 Juni 2009. Dia memutuskan untuk meninggalkan SMA untuk membantu ayahnya bekerja di Perseroan.

Setelah lebih dari lima dekade, dia telah membangun pengetahuan yang menyeluruh terkait bisnisnya, dan membangun pengalaman kerja, mulai dari pengadaan, pengelolaan bahan baku, perasa, persediaan serta manajemen produksi.

BACA JUGA: Viral Video PHK Massal di Gudang Garam, Pemerintah Didesak Bertindak

Susilo kemudian didapuk menjadi Direktur Perseroan sejak 1976 dan kemudian menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur sejak 1990 sebelum menjadi Presiden Direktur. Saat ini ia juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Surya Madistrindo dan sebagai Komisaris PT Surya Air dan PT Surya Dhoho Investama.

Tak hanya itu, Susilo juga merupakan Presiden Direktur PT Suryamitra Kusuma dan Direktur PT Suryaduta Investama, PT Suryaduta Mandiri, dan PT Surya Halim Karya Sejahtera.

Di sampingnya, sejumlah saudaranya turut memimpin perusahaan, yakni Juni Setiawati Wonowidjojo, Presiden Komisaris Perseroan dan Indra Gunawan Wonowidjojo, Wakil Presiden Direktur Perseroan serta terafiliasi sebagai pemegang saham di PT Suryaduta Investama.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, seiring kinerja PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang tertekan, kekayaan bersih sang pemilik Susilo Wonowidjojo ikut menciut.

Mengutip Forbes (30/6/2025), kekayaan bersih Susilo Wonowidjojo dan keluarga tercatat sebesar US$2,9 miliar atau sekitar Rp47,06 triliun (kurs jisdor Rp16,231) pada akhir 2024. Jumlah itu menciut jika dibandingkan pada 5 tahun lalu (2020) yang senilai US$5,3 miliar atau setara Rp86,02 triliun.

Forbes mencatat posisi kekayaan bersih Susilo Wonowidjojo dan keluarga paling tinggi terjadi pada 2018 yakni sekitar US$9,2 miliar atau sekitar Rp149,32 triliun. Dengan kata lain, kekayaan bersih Susilo Wonowidjojo dan keluarga susut sekitar Rp102,25 triliun sejak 2018.

Menyusutnya kekayaan bersih Susilo Wonowidjojo dan keluarga tidak lepas dari kinerja GGRM. Dalam catatan Bisnis.com, laba GGRM pada 10 tahun terakhir paling tinggi terjadi pada 2019 yang menyentuh Rp10,88 triliun, dengan pendapatan senilai Rp110,52 triliun.

Kendati kinerja pendapatan sempat meningkat sebelum melandai, kinerja bottom line terus menyusut. Laba GGRM kemudian turun ke Rp7,64 triliun pada 2020 dan menjadi Rp980,8 miliar pada akhir 2024.

Kinerja Keuangan GGRM

Mengutip laporan keuangan, Gudang Garam membukukan pendapatan sebesar Rp44,36 triliun pada semester I/2025, turun 11,30% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan Rp50,01 triliun pada 6 bulan pertama 2024.

Melambatnya pendapatan GGRM itu lantaran tekanan pada segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM). Segmen ini menyumbang 39,73 triliun, turun 10,76% YoY. Walau melambat, pangsa kontribusinya terhadap GGRM justru naik tipis ke 89,57% dari sebelumnya 89,03%.

Tidak hanya SKM, pendapatan segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) GGRM juga ikut melambat menjadi sebesar Rp3,94 triliun, turun 19,54% YoY. Perlambatan segmen SKT membuat kontribusinya terhadap pendapatan menciut ke 8,90% dari sebelumnya pada semester I/2024 pada 10,91%.

Setelah dikurangi beban usaha lainnya dan pajak, GGRM membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp117,16 miliar, turun 87,34% YoY dari Rp925,51 miliar pada semester I/2024.

Jika ditarik mundur ke 5 tahun terakhir, raihan laba GGRM semester I/2025 ini menjadi yang terendah untuk periode 6 bulanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Ini Toko Buku Unik di Jogja, Mirip Shakespeare and Company Paris

Ini Toko Buku Unik di Jogja, Mirip Shakespeare and Company Paris

Jogja
| Minggu, 07 September 2025, 17:57 WIB

Advertisement

Jepang Jadi Destinasi Paling Ingin Dikunjungi

Jepang Jadi Destinasi Paling Ingin Dikunjungi

Wisata
| Minggu, 07 September 2025, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement