Advertisement
Harga Telur Tembus di Atas HET, Kementan Curigai Tengkulak Bermain
Suasana peternakan ayam petelur di Karangsari, Pengasih pada Selasa (23/8/2022) - Harian Jogja / Catur Dwi Janati
Advertisement
Harianjogja.com, SURABAYA—Kementerian Pertanian (Kementan) menduga lonjakan harga telur ayam belakangan ini dipicu ulah oknum middleman atau tengkulak yang diduga memainkan harga di pasaran. Dugaan tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat meninjau Balai Besar Veteriner Farma PUSVETMA Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/11/2025).
Sudaryono mengungkapkan harga telur di tingkat peternak berada di kisaran Rp24.000–Rp26.000 per kilogram. Namun, di sejumlah daerah harga yang dijual ke masyarakat justru melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp30.000 per kilogram.
Advertisement
“Dari Rp24.000–Rp26.000 ini, ada beberapa daerah yang menjualnya lebih dari HET, yaitu Rp30.000. Kami menduga ada oknum middleman yang sengaja mengambil kesempatan dalam situasi kebutuhan MBG dan lainnya, sehingga harga naik,” ujarnya.
Untuk menertibkan praktik tersebut, Kementan menggandeng Satgas Pangan Bareskrim Polri. Satgas bergerak menindak para pelaku yang memainkan harga telur dan merugikan masyarakat.
BACA JUGA
“Ini sekarang sedang ditertibkan. Kami bekerja sama dengan Satgas Pangan Polri untuk menindak semuanya. Hampir semua peternak tertib, kami sudah cek langsung di kandang,” tegas Sudaryono.
Ia menambahkan harga tertinggi yang ditemukan Kementan di tingkat peternak adalah Rp26.000 per kilogram. Karena itu, harga jual di atas HET, seperti Rp31.000–Rp31.500 per kilogram, akan ditindak tegas.
“Sebenarnya kenaikannya tidak terlalu signifikan, tapi tetap di atas HET. Ini akan kami tertibkan,” jelasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga telur ayam ras naik di 157 kabupaten/kota pada pekan kedua November 2025. Kenaikan ini beriringan dengan meningkatnya kebutuhan telur sebagai komponen menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan rata-rata harga nasional pada pekan kedua November 2025 mencapai Rp31.646 per kilogram atau berada di atas harga acuan penjualan (HAP) Rp30.000 per kilogram.
Amalia menilai tren kenaikan tersebut juga membuka peluang usaha bagi pelaku industri telur. Namun, ia mengingatkan perlunya menjaga kelancaran distribusi pasokan dari daerah produsen ke wilayah konsumsi karena sejumlah daerah mengalami hambatan distribusi.
Pada periode yang sama, BPS mencatat harga tertinggi terjadi di Kabupaten Mamberamo Tengah yang menyentuh Rp100.000 per kilogram. Disusul Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Intan Jaya masing-masing Rp90.000 per kilogram. Adapun harga terendah tercatat Rp23.320 per kilogram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Kopi Global Anjlok Usai AS Cabut Tarif Impor Brasil
- Warga Jogja Kini Bisa Pesan Bight Gas 12 Kg via WA Milik Pertamina
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24, 18 Nov 2025
- Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Tetap Lanjut
- Impor Pakaian Bekas Dilarang, Mendag Fokus Penindakan
Advertisement
Fun Run Hiswana Migas DIY Warnai Persiapan Energi Jelang Libur Nataru
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BI Tahan Suku Bunga 4,75 Persen di November, Stabilitas Terjaga
- Harga Kopi Global Anjlok Usai AS Cabut Tarif Impor Brasil
- Indef Proyeksikan Ekonomi 2026 Tumbuh 5 Persen, Berikut Faktornya
- KAI Daop 6 Yogyakarta Tawarkan Diskon Tiket Nataru Hingga 30 Persen
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24 Turun Semua
- Harga Cabai dan Beras Naik, Ini Rinciannya
- Curah Hujan Tinggi, Pasokan Cabai Mulai Tertekan, Kemendag Siaga
Advertisement
Advertisement




