Advertisement

Pariwisata DIY Siaga Cuaca Ekstrem Jelang Natal dan Tahun Baru

Anisatul Umah
Jum'at, 28 November 2025 - 13:07 WIB
Maya Herawati
Pariwisata DIY Siaga Cuaca Ekstrem Jelang Natal dan Tahun Baru Wisatawan memadati kawasan Jalan Malioboro, Jogja, pada masa Libur Natal dan Tahun Baru. - Harian Jogja - Gigih M Hanafi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Insan industri pariwisata DIY mulai memperketat kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem saat puncak musim hujan berbarengan dengan libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim hujan 2025/2026 akan terjadi pada November–Desember 2025 di Indonesia bagian barat.

Advertisement

Humas Asita DIY, Iwan Sulistyanto, menjelaskan Asita bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendapatkan informasi dan akses ke sumber informasi yang dapat dipercaya, seperti stasiun radio atau televisi lokal, situs web resmi pemerintah, informasi dari BMKG dan BPBD.

Menurutnya, kerja sama dengan BMKG dan BPBD juga dilakukan untuk beberapa program pelatihan dalam menghadapi cuaca ekstrem. Ia mengatakan Asita mengikuti pelatihan tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapan dalam menghadapi cuaca ekstrem saat membawa wisatawan atau saat berada di area objek wisata.

"Asita juga bisa mempelajari teknik-teknik survival dan pertolongan pertama untuk meningkatkan keselamatan. Bisa kita berikan edukasi kepada para wisatawan dan anggota Asita," jelasnya.

Iwan menyampaikan Asita juga memberikan informasi kepada pelaku wisata untuk menyiapkan perlengkapan darurat seperti makanan, air, obat-obatan, dan barang-barang lain yang dibutuhkan jika terjadi bencana.

"Asita memberikan edukasi berkaitan dengan cuaca dan memahami tanda-tanda cuaca ekstrem yang mungkin terjadi," ujarnya.

Selain itu, Iwan mengatakan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, Asita juga memberikan informasi kepada wisatawan untuk menghindari area rawan longsor dan banjir. Kemudian, kata dia, memastikan area objek wisata memiliki rencana evakuasi yang jelas dan memberikan saran untuk menyiapkan perlengkapan darurat.

"Seperti lampu senter, makanan instan, dan obat-obatan dasar dalam perjalanan wisata, khususnya luar kota, wisata alam," ucapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan menjelang akhir tahun, persiapan biasanya fokus pada tiga aspek. Pertama, menurutnya, pemantauan intensif di mana instansi terkait seperti BMKG akan meningkatkan frekuensi dan detail pemantauan cuaca, termasuk potensi badai, curah hujan tinggi, dan angin kencang.

Kemudian, kata Iwan, adalah diseminasi informasi, yakni mempercepat penyebaran peringatan dini cuaca ekstrem kepada masyarakat dan instansi terkait melalui berbagai kanal agar masyarakat punya waktu untuk bertindak. "Mengaktifkan posko siaga bencana di tingkat daerah yang beroperasi 24 jam untuk koordinasi dan respons cepat."

Sedangkan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardiyanto Setyo Aji, menjelaskan terkait kesiapan menghadapi kebencanaan, biasanya GIPI DIY diundang oleh BPBD untuk ikut pelatihan. Sementara di internal GIPI, menurutnya, ada Jogja Tourism Crisis Center (JTCC).

"Jadi kami bagian memberikan informasi. Membiasakan diri karena perubahan-perubahan cuaca sekarang tidak seperti dulu," ungkapnya.

Ia mengatakan dulu kondisi cuaca hampir bisa dipastikan, sementara saat ini dinamika cukup tinggi. Oleh karena itu, menurutnya, perlu bersiap dan beradaptasi pada perubahan iklim yang menjadi isu internasional.

Bobby mengatakan yang perlu disiapkan oleh pelaku industri pariwisata di antaranya memberikan pembaruan informasi yang bisa diakses oleh wisatawan. Selanjutnya, kata Bobby, peringatan disampaikan kepada seluruh pengelola destinasi, utamanya destinasi alam, termasuk juga ke wisatawan.

"Tidak hanya industri, tetapi pemdanya melalui Visiting Jogja seharusnya melakukan itu. Sehingga ini jadi acuan, reminder bagi yang akan masuk ke Jogja ke depan, sebagai tuan rumah yang bertanggung jawab."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Simulasi Keracunan Pangan Digelar di 8 Sekolah Sleman, Ini Jadwalnya

Simulasi Keracunan Pangan Digelar di 8 Sekolah Sleman, Ini Jadwalnya

Sleman
| Jum'at, 28 November 2025, 13:17 WIB

Advertisement

Selandia Baru Bangun Wisata Alam yang Sehat dan Inklusif

Selandia Baru Bangun Wisata Alam yang Sehat dan Inklusif

Wisata
| Rabu, 26 November 2025, 16:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement