Advertisement

Masuk Akhir Tahun, Perbankan Siap-Siap Turunkan NPL

Ipak Ayu H Nurcaya
Senin, 24 September 2018 - 09:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Masuk Akhir Tahun, Perbankan Siap-Siap Turunkan NPL Ilustrasi pengunjung melintas didepan mesin anjungan tunai mandiri (ATM). - Bisnis Indonesia/Endang Muchtar

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Jelang penutupan kuartal III/2018 dan memasuki periode akhir tahun perbankan semakin bergegas memperbaiki sejumlah kinerja salah satunya dengan mendorong penurunan rasio kredit bermasalah atau net performing loan (NPL).

Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon L. Napitupulu mengatakan ekspektasi NPL pada kuartal III/2018 diharapkan berada di bawah pasar Nasional atau 2,7%. Adapun hingga semester I lalu, NPL perseroan tercatat sekitar 2,8%.

Advertisement

Dirinya mengemukakan sejumlah strategi yang akan dilakukan Bank BTN jelang tutup tahun yakni menjual kembali berbagai kredit konstruksi kepada pengusaha lain. "Ini pola strategi investor gathering, kemarin sudah kami lakukan dengan 50 debitur saja, banyak yang menunjukkan minat makanya akan kami follow up terus dan saya rasa dampaknya belum kuartal tiga tapi empat," katanya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) akhir pekan lalu.

Nixon mengemukakan jika berhasil, biasanya perusahaan mampu mengumpulkan hingga ratusan miliar. Dengan angka tersebut, menurutnya sudah akan cukup signifikan menggenjot penurunan NPL. Adapun hingga akhir tahun, Nixon mengatakan perseroan menargetkan akan menjaga NPL pada kisaran 2,5% - 2,4%.

Menurut Nixon mayoritas penyumbang NPL terbesar yakni dari KPR bukan subsidi oleh masyarakat yang berprofesi wiraswasta dengan gaji tidak tetap. Selain itu, perusahaan juga masih terus mengurangi kredit pada sektor bukan perumahan juga sebagai salah satu strategi mengurangi NPL.

"Kami udah kurangi sekali kredit yang bukan perumahan dan pendukungnya. Seperti kemarin kredit kontraktor kabel yang memang belum kami mengerti dan dikhawatirkan hanya menyumbang NPL," ujarnya.

Dia menambahkan saat ini Bank BTN juga masih fokus akan mendorong pertumbuhan properti di atas 18%, meski sejauh ini program rumah subsidi dari pemerintah yang tercatat paling bagus kinerjanya. Untuk pembangunan rumah vertikal masih pelan.

Sementara itu, dengan kondisi fluktuasi nilai mata uang rupiah saat ini, Nixon meyakini belum akan terlalu berdampak pada kinerja tahun ini. Saat ini yang dilakukan perusahaan terus membuat RBB dengan penuh kehati-hatian.

"Nanti setelah RBB (rencana bisnis bank) submit ke OJK saya baru bisa share bagaimana Bank BTN akan menyikapinya, tetapi tahun ini saya kira masih aman untuk mendukung kredit karena yang paling rentan nantinya DPK dan likuiditas," katanya.

Restrukturisasi & Eksekusi

Direktur Utama PT Bank Sinarmas Tbk. Frenky Tirtowijoyo mengatakan saat ini perusahaan mengaku kinerja masih lebih baik dari tahun lalu meski masih ada sejumlah aspek yang perlu diperbaiki. Dari sisi kredit, NPL masih dijaga sesuai ketentuan yang diberikan otoritas.

Menurutnya, NPL kebanyakan masih dari real estat dan komoditas yang ekspornya turun kemarin. Penanganannya akan dilakukan dengan berbagai opsi yakni restrukturisasi atau eksekusi.

Saat ini, LDR Bank Sinarmas pun diakuinya masih aman pada kisaran 80%-82%. Selanjutnya, sampai akhir tahun oun akan dijaga pada rentang tersebut.

Frenky mengakui saat ini masih akan terus menyeimbangkan antara pembiayaan kredit dan DPK melihat pertumbuhan industri yang tidak signifikan.

Sesuai rencana bisnis, Bank Sinarmas memiliki ekspektasi pertumbuhan kredit pada 8% - 10% dengan sektor yang beragam dari korporasi, mikro, ritel dan DPK kurang lebih pada 8%.

Sementara itu, dari laporan keuangan perusahaan sampai Juni 2018, tercatat laba Bank Sinarmas naik 82% yoy menjadi Rp225 miliar. Namun, kredit mengalami penurunan 8,7% year on year (yoy) menjadi Rp16,5 triliun.

Untuk NPL sepanjang enam bulan pertama kemarin juga tercatat naik dari 4,21% dari Juni 2017 menjadi 4,76% di Juni 2018.

Sementara itu, sampai Juli 2018 kemarin OJK mencatat NPL industri perbankan membaik di level 2,73% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 3%. Sementara dibanding bulan sebelumnya meningkat sedikit atau 2,67%.

Dari sisi fungsi intermediasi, hingga Juli 2018 industri perbankan mencatat pertumbuhan kredit 11,34% yoy atau mengalami kenaikan dari Juli 2017, sebesar 8,2% yoy. Untuk DPK sampai Juli 2018 tercatat sebesar 6,86% atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 9,73%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Gunakan Drone, Pencarian Bocah Tenggelam di Sungai Oya Wonosari Terkendala Arus Deras

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 13:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement