Advertisement

Harga Emas Anjlok 1%

Mutiara Nabila
Senin, 12 November 2018 - 14:10 WIB
Laila Rochmatin
Harga Emas Anjlok 1% Harga emas - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Harga emas anjlok ke titik terendah dalam sebulan karena nilai tukar dolar Amerika Serikat menguat setelah Federal Reserve menegaskan siap melanjutkan pengetatan kebijakan moneter. Hal itu menjadi sentimen negatif bagi harga emas.

Pada Kamis (8/11) The Fed tetap menahan suku bunga ketika pasar sudah mengantisipasi kenaikan yang bakal terjadi pada Desember dan menjadi yang keempat pada tahun ini.

Advertisement

Penutupan perdagangan berjangka pada Jumat (9/11) mencatat harga emas spot anjlok 14,35 poin atau 1,17% menjadi US$1.209,65 per troy ounce, mendekati titik terendahnya pada 11 Oktober pada posisi US$1.206,72 per troy ounce.

Adapun, harga emas Comex tercatat turun 16,50 poin atau 1,35% ke posisi US$1.208,60 per troy ounce.

Ahli strategi pasar di RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan bahwa pernyataan dari The Fed berhasil membuat dolar AS menguat dan outlook kenaikan suku bunga selanjutnya membuat emas makin tertekan.

"Kenaikan suku bunga akan membawa sentimen bullish bagi dolar AS karena investor dari negara lain akan lebih memilih menukar mata uang lokalnya dengan dolar AS dibandingkan dengan membeli emas," ungkapnya, dilansir dari Reuters, Minggu (11/11).

Selain itu, penambah tekanan ke seluruh sentimen komoditas adalah penurunan harga minyak mentah dengan harga patokan Brent dan West Texas Intermediate di titik terendah sejak awal April.

"Emas mulai menyeimbangkan kondisinya dengan pasar minyak mentah," kata Miguel Perez - Santalla, Wakil Presiden Heraeus Metal Management.

Umunya, kata dia, emas bisa digunakan sebagai aset untuk lindung nilai agar terhindar dari inflasi ketika harga minyak naik.

"Dengan penurunan harga emas hingga 1%, maka akan ikut menekan harga perak, platinum, atau paladium sehingga sulit reli," papar Haberkorn.

Pada pekan lalu, harga emas bersama logam dasar lainnya memerah karena investor fokus pada pertemuan rapat kebijakan Federal Reserve.

Analis PT Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi memaparkan bahwa risiko hasil pertemuan The Fed menjadi penggerak pelemahan harga emas.

“Pergerakan harga emas pun akan tertahan di tengah fokus para pelaku pasar pada pengumuman kebijakan moneter The Fed,” ungkapnya.

Menurut dia, pasar telah mengantisipasi hasil pertemuan tersebut, namun tetap fokus pada outlook kebijakan dan proyeksi kenaikan suku bunga lanjutan. Pasar berekspektasi bahwa kenaikan suku bunga masih akan berlanjut hingga 2019.

“Jika benar, maka ini berpotensi kembali menekan pergerakan harga emas,” kata Dini. Proyeksinya, harga emas akan bergerak dengan level support USS$1.217 – US$1.220 per troy ounce.

Sementara itu, jika berhasil menguat, maka harga emas bisa kembali ke level resistan US$1.230 per troy ounce. (Mutiara Nabila)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement