Advertisement

Kim Jim Yong Tiba-Tiba Mundur, Ada Perselisihan Memperebutkan Kursi Bos Bank Dunia?

Aprianto Cahyo Nugroho
Selasa, 08 Januari 2019 - 15:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Kim Jim Yong Tiba-Tiba Mundur, Ada Perselisihan Memperebutkan Kursi Bos Bank Dunia? Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) berbincang dengan Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim sebelum melakukan sesi foto bersama para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018). - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA–Sebelum masa jabatan berakhir pada 2022, Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim memutuskan untuk mengundurkan diri. Situasi ini berpotensi memicu perselisihan internasional mengenai siapa yang menggantikannya ketika pemerintahan Trump mempertanyakan tujuan dari lembaga pemberi pinjaman ini.

Dilansir dari Bloomberg, Bank Dunia secara resmi menyatakan Kristalina Georgieva sementara waktu akan mengambil-alih sebagai presiden, Senin (7/1/2019). Dalam e-mail ke karyawan, Kim mengatakan dia akan bergabung dengan perusahaan swasta yang berfokus pada investasi infrastruktur di negara-negara berkembang.

Advertisement

"Peluang untuk bergabung dengan sektor swasta tidak terduga, tetapi saya telah menyimpulkan ini adalah jalan bagi saya agar dapat lebih bermanfaat untuk isu-isu global utama seperti perubahan iklim dan defisit infrastruktur di pasar negara berkembang," kata Kim, seperti dikutip Bloomberg.

Kim memulai masa jabatan periode keduanya di Bank Dunia pada 1 Juli 2017. Dia membantu kreditor memenangkan dukungan dari negara-negara anggotanya pada April untuk peningkatan modal US$13 miliar, setelah AS membatalkan proposal untuk membatasi sumber daya Bank Dunia.

Calon Pilihan

Terkait dengan kosongnya kursi Bos Bank Dunia, Presiden Donald Trump diperkirakan mengajukan kandidat dari Amerika yang lebih disukainya. Kandidat tersebut sebelumnya juga dinominasikan oleh Barack Obama. Jika hal ini benar terjadi, pilihan tersebut dapat menjadi kontroversial dan memiliki pandangan yang sama seperti Trump terhadap lembaga internasional seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan NATO.

Penasihat keamanan nasional presiden, John Bolton, menulis sebuah artikel pada 2016 yang mengutip argumen untuk memprivatisasi Bank Dunia, sementara Wakil Menteri Keuangan untuk Urusan Internasional, David Malpass, mempertanyakan mengapa lembaga tersebut menyalurkan begitu banyak pinjaman ke Tiongkok ketika negara itu sudah memiliki akses ke pasar keuangan global.

Keputusan Trump dapat memengaruhi cara bank menyebarkan modalnya pada saat pasar negara emerging markets menghadapi tekanan dari kenaikan suku bunga AS dan ketegangan perdagangan. Bank Dunia berkomitmen menyalurkan hingga US$64 miliar dalam bentuk pinjaman kepada negara-negara berkembang pada tahun fiskal yang berakhir 30 Juni tahun lalu.

Proses seleksi

AS adalah pemegang saham di Bank Dunia, yang dibentuk selama Perang Dunia II untuk membiayai rekonstruksi Eropa. Sejak saat itu, Bank Dunia berfokus pada pengentasan kemiskinan ekstrem di seluruh dunia.

Sejak didirikan pada 1945, Bank dunia terus dipimpin oleh warga AS, sedangkan lembaga sandingannya, Dana Moneter Internasional (IMF), selalu dipimpin oleh warga Eropa sebagai bagian dari pemahaman tidak tertulis antara kekuatan-kekuatan Barat. Mantan Menteri Keuangan Prancis Christine Lagarde adalah kepala IMF saat ini.

Tetapi beberapa negara telah mendorong perwakilan dari negara berkembang. Proses pemilihan dikelola oleh dewan direksi bank, yang mewakili 189 negara anggota pemberi pinjaman.

"Ini selalu benar-benar tentang koalisi, dan satu koalisi kunci yang telah diadakan selama 75 tahun adalah AS-Eropa," kata Scott Morris, senior partner di Center for Global Development dan mantan wakil sekretaris untuk keuangan pembangunan di Departemen Keuangan AS di bawah Obama.

Tak Ada yang Pasti

Morris mengungkapkan pemerintahan Trump akan menghadapi perlawanan dari negara-negara lain jika dia mengajukan calon yang secara terbuka memusuhi bank. "Mereka harus keluar dan mendapatkan suara dari negara anggota lain, dan tidak ada hal yang pasti," lanjutnya

Meskipun presiden AS biasanya menominasikan orang yang akhirnya mengepalai Bank Dunia, dewan eksekutif yang memiliki keputusan akhir. Dewan mengatakan pada hari Senin akan segera memulai proses untuk memilih pengganti Kim.

Kim diangkat pada 2012 untuk menggantikan Robert Zoellick. Kim sebelumnya adalah presiden Dartmouth College dan kepala departemen HIV/AIDS di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ia lahir 59 tahun lalu di Seoul dan dibesarkan di Iowa. Kim memiliki gelar medis dan PhD di bidang antropologi dari Universitas Harvard.

Pengunduran diri Kim membuat staf dan dewan lengah, kata ungkap salah seorang sumber yang mengetahui pengunduran dirinya. Kim memberi tahu dewan eksekutif pada pertemuan Senin pagi, setelah memberikan sedikit indikasi bahwa ia berencana untuk pergi, ungkap sumber tersebut.

Kim menjalin hubungan dekat dengan putri Trump, Ivanka, yang bekerja sebagai penasihat Gedung Putih. Pada tahun 2017, Bank Dunia memulai pendanaan untuk membiayai wirausaha perempuan, yang merupakan ide yang dikembangkan bersama dengan putri presiden. Pendanaan senilai lebih dari US$1 miliar tersebut akan digunakan untuk meningkatkan akses modal bagi perempuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Sabtu 20 April 2024: Normalisasi Tanjakan Clongop hingga Kuota CPNS

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement