Advertisement
Kebutuhan Boneka Pasar Lokal Capai 375 Juta Per Tahun

Advertisement
[caption id="attachment_415417" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/13/kebutuhan-boneka-pasar-lokal-capai-375-juta-per-tahun-415413/boneka-industri-antara" rel="attachment wp-att-415417">http://images.harianjogja.com/2013/06/boneka-industri-ANTARA-370x275.jpg" alt="" width="370" height="275" /> Foto Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Antara[/caption]
JAKARTA-Kebutuhan boneka dan mainan turunannya di pasar domestik Indonesia mencapai 375 juta per tahun, sementara yang terpenuhi hingga Kamis sebanyak 25 persen dari total permintaan, kata pelaku industri boneka Katharina Gosal.
Advertisement
"Kami mengasumsikan pasar boneka di Indonesia adalah 30 persen dari total populasi penduduk kita atau anak-anak sehingga jumlahnya sekitar 75 juta jiwa," kata Katharina Gosal yang juga Direktur PT Leonsehati di Jakarta, Kamis (13/6/2013).
Ia mengatakan bahwa tingkat kepemilikan boneka pada anak-anak berkisar empat hingga lima boneka per anak sehingga kebutuhan pasar domestik mencapai 375 juta pertahun.
Dari total jumlah itu, kata Katharina, baru 25 persen permintaan terpenuhi dan sisanya dipenuhi dari impor.
"Impor biasanya masuk dari China, Korea, dan?Vietnam dalam bentuk boneka utuh maupun boneka setengah jadi," katanya.
Pihaknya mengasumsikan Indonesia masih membutuhkan setidaknya 2.000 pelaku industri yang bergerak di bidang manufaktur boneka agar kebutuhan tersebut bisa seluruhnya terpenuhi.
Sampai saat ini, tercatat ada sekitar 500 pelaku industri boneka yang mempekerjakan masing-masing (rata-rata) 1.000 karyawan sehingga ada kurang lebih 500.000 orang yang bergerak dalam industri tersebut.
Sentra industri terletak di tiga lokasi, yakni Bekasi, Karawang, dan Bandung.
"Industri ini sebagian besar dijalankan dengan skala rumahan dengan modal yang masih sangat terbatas sehingga masih sulit untuk berkembang," katanya.
Kendala lain yang dihadapi adalah bahan baku yang masih dimonopoli segelintir pemasok, kurangnya komunikasi dengan para pembuat kebijakan, dan lemahnya daya tawar produsen di hadapan para buyers.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 404.192 Badan Usaha Terjerat Kredit Macet Ke Pinjol, Naik Tajam
- Bank Syariah Matahari Milik Muhammadiyah Incar BPRS di Jogja untuk Merger
- Akhir Libur Sekolah, Sejumlah Tol Jasa Marga Diskon 20 Persen hingga 13 Juli 2025, Ini Daftarnya
- Begini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 Menurut Apindo DIY
- Kementerian PKP Tegaskan Regulasi Rumah Bersubsidi Kembali ke Versi 2023
Advertisement

26 Pembuang Sampah Liar di Bantul yang Terekam CCTV Belum Ditindak, Ini Alasannya
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hingga Juli 2025 Sebanyak 2.495 Pekerja di DIY Terkena PHK
- Pesan Menteri Nusron dalam Forum Pembangunan Wilayah di Sulteng: Tata Ruang Harus Ketat demi Jaga Ketahanan Pangan
- Rapim Semester I, Menteri Nusron Minta Jajaran Evaluasi Tunggakan dan Layanan Elektronik
- Buka Dealer Baru di Jogja, Aion Hadirkan 3 Mobil Listrik Andalan
- Kementerian Pertanian Sebut 212 Produsen Beras Berbuat Curang, Polri Segera Bertindak
- Masih Ada Diskon Tiket Kereta Api Sebesar 30 Persen hingga Akhir Juli 2025
- Pemerintah Salurkan Beras Bersubsidi Program SPHP, Dijual dengan HET Rp12.500 per Kg untuk Pulau Jawa
Advertisement
Advertisement