Advertisement
INVESTASI : Perjuangan Herman Mengelola Usaha Es Oyen di Jogja

Advertisement
Bagi yang suka minuman segar dengan es, tentunya mengenal es yang satu ini. Namanya Es Oyen. Kini di Jogja banyak yang menjual es ini. Berikut ini tulisan wartawan Harianjogja.com, Rina Wijayanti.
Herman, 45, adalah warga asli Tasikmalaya namun sudah bertahun-tahun tinggal di Jogja menceritakan, awal mula dia mengelola usaha penjualan es oyen miliknya.
Advertisement
Saat itu Herman tidak dipungut sepeser pun oleh pemilik produk Es Oyen untuk bisa iku menjual Es Oyen di Jogja dua tahun silam. “Semua modal awal dicukupi oleh pemilik, pak Maman,” katanya.
Modal awal itu meliputi gerobak, peralatan dagang serta bahan-bahan dagangan. Pada awal penjualan, peminat Es Oyen juga belum seramai sekarang.
Untuk terus menjalankan usaha khususnya menutup biaya tetap bulan (belanja bahan, gaji karyawan dan lainnya) Herman merogoh koceknya sendiri, meskipun menurut dia, pemilik Es Oyen, Maman juga memberikan bantuan modal.
“Dua bulan pertama kami masih merasa cukup sulit, tapi itu kami anggap wajar karena memang butuh waktu untuk mengenalkan produk kepada masyarakat,” katanya.
Bulan ketiga, pemasukannya sudah mulai stabil, dia pun optimistis bisa berkembang. Herman pun akhirnya memberanikan diri untuk membuka beberapa cabang, seperti disebut di atas kini dia sudah mengelola lima cabang gerobak Es Oyen.
Dalam satu bulan, Herman mengku mendapatkan keuntungan bersih sampai Rp4 juta. Pemasukannya tersebut tentu telah dikurangi dengan biaya-biaya gaji karyawan dan serta pembagian hasil dengan pemilik produk Es Oyen.
Namun sayang, pemasukannya itu terhitung tidak pasti. Musim hujan seperti saat ini hasil penjualan Es Oyen cenderung turun.
Menurut dia, jika musim sedang baik 200 porsi berhasil dia jual namun saat musim hujan penurunan terjadi secara drastis bahkan mencapai 90%.
"Kalau pas panas musimnya bagus 200 porsi bisa sampai, tapi kalau hujan dan banyak saingan mendekati 100 porsi saja sudah berat," katanya.
Di samping faktor musim hujan, es yang memiliki tiga menu pilihan (istimewa, spesial dan biasa) ini rupanya juga banyak ditiru orang dengan nama dan desain yang nyaris sama. Herman mengaku itu adalah salah satu tantangannya dalam menjalankan usaha.
“Tugas kami adalah mempertahankan kualitas rasa, toh akhirnya pembeli sendirilah yang akhirnya mengenali produk asli kami,” tandasnya.
Herman hanya salah satu pengelola Es Oyen di Jogja. Total lebih dari 15 gerobak Es Oyen tersebar di DIY. Seluruhnya juga dikelola oleh kerabatnya dengan sistem yang sama seperti dijalankan Herman.
Menurut dia, kunci suskses dalam mengelola setiap usaha adalah ketekunan. “Kuncinya tekun saja. Tantangan itu pasti ada, tapi asal kita tekun pasti ada hasilnya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Beras Oplosan, Prabowo Sebut Pelaku Serakah
- Rupiah Hari Ini Ditutup di Posisi Rp16.319,50 per dolar AS
- Harga Cabai Rawit Rerata Nasional Pagi Ini Rp62.265 per Kilogram
- Peresmian Koperasi Desa Merah Putih, Prabowo Yakin Tengkulak dan Rentenir Bisa Dibasmi
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, Stabil
Advertisement

Depo Sampah di Jogja Membludak, Wali Kota Hasto Imbau Warga Lakukan Pemilahan
Advertisement

Dubes RI untuk Kanada Muhsin Syihab Temui Pahlawan Budaya Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- BAIC BJ30 Hybrid Debut di GIIAS 2025!
- Kasus Beras Oplosan, Prabowo Sebut Pelaku Serakah
- BAIC Indonesia Resmi Luncurkan BJ30 Hybrid
- Pengembangan Pertanian Gandum Nasional Bakal Dimulai dari Jambi
- Astra Motor Yogyakarta Gandeng Cendana Makmur Bantul Gelar Safety Riding untuk Driver Ojol
- Satgas Polri Umumkan Tiga Produsen Beras Melanggar Standar Mutu
- Penurunan Daya Beli dan Investasi Emas Memicu Penjualan Properti Lesu
Advertisement
Advertisement