Advertisement
Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
Ilustrasi rekening nasabah bank. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY menyatakan dalam situasi seperti saat ini dukungan yang diperlukan industri pariwisata adalah pendanaan.
Ketua GIPI DIY, Bobby Ardianto mengatakan dukungan pendanaan akan mendorong industri pariwisata mencari strategi untuk pengembangan.
Advertisement
Menurutnya hal ini bisa terbantu dengan dukungan keringanan suku bunga perbankan. Ia berharap penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) bisa diikuti dengan penurunan suku bunga bank. Melalui dukungan ini Bobby optimis ekonomi akan berjalan baik.
"Teman-teman industri membutuhkan supporting pendanaan dengan dunia perbankan. Harapannya bunga perbankannya bisa menjadi supporting," katanya dikutip, Rabu (17/9/2025).
BACA JUGA: Liverpool vs Atletico Madrid: Skor 3-2, The Reds Menang Dramatis
Penurunan suku bunga tidak bisa langsung memberikan dampak pada industri. Namun dilihat dahulu sejauh mana suku bunga ini ditahan dalam waktu tertentu, sehingga industri bisa melakukan reinvestasi. Jika yang terjadi sebaliknya maka industri juga akan menanggung risikonya.
Diharapkan dalam tempo tertentu kebijakan ini bisa membantu industri pariwisata menggerakkan investasi. "Harapannya situasi bunga perbankan bisa mendukung industri," katanya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KE PBKN) OJK, Dian Ediana Rae mengatakan setelah BI menurunkan suku bunga menjadi 5 persen pada Agustus 2025 OJK terus mengimbau agar perbankan bisa secara bertahap menyesuaikan tingkat suku bunganya. Sehingga bisa sejalan dengan kondisi pasar, rasio keuangan yang sehat, dan tidak menciptakan persaingan bunga yang kurang sehat.
Ia mengatakan perbankan juga diminta untuk tetap menjaga transparansi dan perlindungan konsumen dalam menyampaikan informasi terkait produk perbankan.
Menurutnya penurunan BI Rate telah diikuti oleh penurunan suku bunga perbankan. Dibandingkan tahun sebelumnya, rerata suku bunga kredit rupiah pada Juli 2025 tercatat turun 36 bps untuk kredit investasi dan turun 20 bps untuk kredit modal kerja.
"Umumnya, penurunan BI Rate akan diikuti penurunan suku bunga kredit dengan jeda waktu beberapa periode," ujarnya.
Oleh karena itu, ia memperkirakan suku bunga kredit masih akan menurun sebagai respons dari penurunan BI Rate pada 2025. Ditambah lagi dengan ekspektasi penurunan suku bunga global pada triwulan IV 2025, OJK melihat masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut.
BACA JUGA: Paket Wisata dan Produk Kreatif Disiapkan di Bantul Selatan
Akan tetapi menurutnya penurunan suku bunga pada masing-masing bank akan tergantung pada strategi dan struktur biaya masing-masing bank, terutama terkait dengan biaya dana (Cost of Fund/CoF).
"Bank perlu mengelola strategi pendanaan mereka, khususnya untuk meningkatkan porsi dana murah, untuk menciptakan ruang penurunan suku bunga kredit."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
- Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
- Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
- Kemnaker Siapkan Perpres Ojol, Tekankan Aspek Keadilan Kerja
Advertisement
Nelayan Bantul Mulai Melaut Setelah Lama Paceklik di Kemarau
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



