Advertisement

INDUSTRI KREATIF : Persaingan Ketat, Berikut Strategi Hadapi Persaingan Agensi Periklanan

Abdul Hamied Razak
Sabtu, 20 Desember 2014 - 15:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
INDUSTRI KREATIF : Persaingan Ketat, Berikut Strategi Hadapi Persaingan Agensi Periklanan Sekretaris Umum P3I DIY Rifki Fauzi berbagi tips dalam Seminar Bisnis Kreatif Membangun Masa Depan Hotel Happer Jogja, Rabu (17/12/2014). (JIBI/Harian Jogja - Abdul Hamied Razak)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) DIY berharap perusahaan periklanan di Jogja agar lebih berani dan kreatif menelurkan ide-idenya. Kreatifitas yang tinggi akan meningkatkan daya saing perusahaan.

Sekretaris Umum P3I DIY Rifki Fauzi mengatakan kreativitas agensi perusahaan periklanan harus lebih diperkuat. Mereka juga harus berani berkompetisi dengan agensi di luar DIY.

Advertisement

"Sampai saat ini, Bandung dinilai sebagai pesaing ketat agensi-agensi periklanan di Jogja. Masing-masing agensi terus berkompetisi menarik minat perusahaan untuk menggunakan jasanya," ucap Rifki kepada Harianjogja.com Seminar Bisnis Kreatif #Membangun Masa Depan Hotel Happer Jogja, Rabu (17/12/2014).

Disinilah, lanjut Rifki, dibutuhkan kreativitas masing-masing agensi untuk membantu pemasaran sebuah produk. Sebab, iklan merupakan sarana memperkenalkan produk kepada publik, sekaligus mengedukasi pasar. Menurutnya, kemampuan kreatifias agensi di DIY tidak kalah kelas dengan daerah lain. Bahkan, beberapa agensi mampu bersaing di kancah global.

"Hanya saja banyak yang masih kalah mental dan kemampuan menjual dan bahasa mereka yang menjadi kendala," tandas Rifki.

Diakuinya, meyakinkan perusahan-perusahaan besar di Jakarta bukan perkara mudah. Owner Srengenge Advertising tersebut memberikan tips agar para agensi mampu menembus perusahaan besar. Selain perlu kesabaran, agensi juga harus mengetahui poin-poin apa yang bisa dimanfaatkan.

"Sekarang ini era teknologi di aman jarak tidak menjadi kendala. Apalagi, sumberdaya manusia di Jogja banyak yang kreatif," ujar agensi periklanan Bank BRI itu.

Seminar kreatif menghadirkan pembicara General Manager Bakpiapia Tono Nazoeaggi dan Owner Optik Modern Sukaryadi. Kedua narasumber ini juga mengakui kekuatan dari aktivitas beriklan, karena untuk membranding sebuah produk agar bisa dikenal publik memang butuh proses kreatif ini.

"Perusahaan periklanan harus mampu mengawinkan kepentingan klien, ego karyawan dan konsumen. Iklan jangan hanya menjual satu sisi (produk) saja, tetapi juga memberikan edukasi kepada konsumen," serunya.

Dia mencontohkan, muncul ide untuk membranding produk bakpiapia ini agar lebih modern dan bisa menyasar anak muda, dengan mengikuti tren. Iklan digital menjadi incaran, apalagi saat ini booming teknologi dan sambutan masyarakat cukup positif di media sosial, dan berkembang sampai sekarang.

"Jangan hanya melihat klien-klien yang besar saja. Dii jogja banyak wirausaha baru yang berani, tahu ilmu kreatifitas, yang juga harus dibantu. Misalnya, ada gerakan sosial untuk membangun UKM dan brand Jogja," katanya.

"Perusahaan periklana banyak yang kurang sabar dan terkendala pada masalah komunikasi. Mereka lemah dalam how to say. Padahal, tidak sedikit UKM di DIY sangat potensial dan produk-produknya orisinal. Belum lagi iklan di daerah masih dipandang sebelah mata. Orang atau perusahaan tertentu hanya mengejar kuantitas dan bukan kualitas," tutup Ririn karyawan Kazu Interior.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kejamnya Mafia Tanah di Sleman, Sertifikat Tanah Milik Guru Honorer Belum Bisa Kembali Meski Sudah Inkrah

Sleman
| Minggu, 18 Mei 2025, 08:47 WIB

Advertisement

alt

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul

Wisata
| Jum'at, 16 Mei 2025, 14:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement