Advertisement

Ekspor Minyak Atsiri Asal DIY Menggeliat

Holy Kartika Nurwigati
Jum'at, 13 April 2018 - 13:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Ekspor Minyak Atsiri Asal DIY Menggeliat Ilustrasi minyak atsiri - Ist./infopeluangusaha

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Komoditas ekspor, minyak atsiri, kosmetik wangi-wangian asal DIY menggeliat. Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, komoditas yang paling banyak diekspor ke Spanyol ini mengalami kenaikan sebesar 103,89%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, JB Priyono mengungkapkan ekspor DIY selama Februari 2018 memang menunjukkan penurunan sebesar 12,99% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun dibandingkan setahun lalu mengalami kenaikan hingga 17,30%.

Advertisement

"Selama Februari 2018, ekspor DIY turun menjadi US$33,74 juta dari US$38,8 juta. Sementara impor naik 6,49 persen menjadi US$364 ribu," ujar Priyono belum lama ini.

Menurut Priyono, perkembangan nilai ekspor DIY terbesar selama Februari 2018 ke negara Spanyol yakni sebesar 84,61%. Sedangkan perkembangan terbesar secara kumulatif tahun ke tahun dikirim ke Prancis dengan peningkatan sebesar 53,73%.

Ekspor DIY masih didominasi oleh komoditas seperti pakaian jadi bukan rajut, perabot,penerangan rumah dan barang-barang rajutan. Ketiga komoditas ini menjadi kelompok komoditas dengan nilai ekspor tertinggi sepanjang Februari 2018. Perkembangan komoditas ekspor terbesar dari Januari ke Februari 2018 adalah komoditas kertas atau karton yang naik 20,42%.

"Kendati demikian, perkembangan terbesar secara kumulatif year on year adalah komoditas minyak atsiri, kosmetik wangi-wangian dengan peningkatan seebsar 103,89 persen," imbuh Priyono.

Sementara itu, dari sisi impor, BPS melakukan pencatatan barang impor yang masuk melalui Bandara Internasional Adisutjipto. Tercatat impor DIY pada Februari lalu tercatat mencapai US$364.000, dengan negara pengimpor terbesar yakni dari Hongkong. Nilai impor dari negara ini tercatat mencapai US$82.000 dan terendah dari Tiongkok yang hanya sebesar US$36.000.

"Komoditas impor yang memiliki nilai impor tertinggi yakni kain tenunan. Komoditas ini impornya mencapai US$143.000 atau setara dengan 39,30 persen dari keseluruhan impor," ungkap Priyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement