Advertisement
Capaian Eksportir DIY di Awal Tahun 2025, Ada yang Naik dan Turun

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat ekspor DIY Januari-April 2025 mencapai 175,97 juta dolar AS, melonjak 11,27% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 158,15 juta dolar AS. Di awal tahun ini eksportir dari DIY ada yang mencatatkan kenaikan dan juga penurunan.
CEO Woodeco Indonesia, Agung Setiawan mengatakan hingga bulan ini tercatat ekspor mengalami kenaikan hingga 40%. Dia menjelaskan pesanan tidak selalu ada setiap bulan, pada Februari ekspor ke Amerika produk tableware dari kayu bambu dan terakota. Kemudian Maret ekspor furniture dan panel merk teak bark ke Italia, dan pada Juni ekspor panel merk teak bark ke Spanyol.
Advertisement
BACA JUGA: Dampak Perjanjian IUAE-CEPA, Ekspor DIY ke Timur Tengah Naik 20%
Menurutnya beberapa faktor yang mempengaruhi ekspor di awal tahun ini adalah ekonomi dunia yang sedang lesu. Terkontraksi karena ada konflik Rusia-Ukraina dan sekarang di Timur Tengah.
"Kalau perusahaan saya naik, kalau perusahaan lain gak tahu. Tahun kemarin ekspor cuma di bulan April, Mei, Juni, sekarang sama-sama tiga bulan tapi banyak ini," ucapnya, Jumat (20/6/2025).
Ia bersyukur karena ekspor tahun ini tidak terpengaruh kontraksi akibat perang. Upaya yang dilakukan untuk mendorong ekspor adalah dengan menggelar pameran berskala internasional dan mencoba penetrasi ke marketplace international seperti Alibaba dan lainnya.
Agung mengatakan dia tidak fokus ekspor di satu negara saja, berbeda dengan eksportir lain yang masih mengandalkan AS. Dia menargetkan hingga akhir tahun ekspor bisa meningkat. Sebab di bulan ini sudah ada dua pesanan dari Jerman dan Belanda.
Untuk ke Belanda saat ini sedang proses sample, setelah fix sampel kemudian akan dikirim video dan foto, selanjutnya akan membayar uang muka. Lalu untuk Jerman sample sudah selesai.
Lebih lanjut dia mengatakan ekspor menggunakan merk sendiri yakni teak bark. Namun saat ini ada yang menggunakan mereknya dan sedang dituntut. "Sekarang aku lagi nuntut orang yang menggunakan merek ini," lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) DIY, Sapto Daryono mengatakan kondisi ekspor saat ini sedang lesu. Menurutnya ekspor ke semua negara turun termasuk Eropa. "Ada buyer dari Prancis itu biasanya 1 bulan 1-2 kontainer, sekarang 2 sampai 3 bulan baru 1 kontainer," ungkapnya.
Apalagi dengan adanya efisiensi fasilitas pameran di luar negeri dari pemerintah hanya berupa stand. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya di mana fasilitas yang diberikan berupa stand, pengiriman barang, hingga hotel.
Berkurangnya fasilitas untuk pameran sehingga paling tidak dibutuhkan ongkos Rp100 jutaan untuk tiket pesawat, hotel, dan kirim barang. Apalagi barangnya besar-besar. "Kan mending pameran di dalam negeri, tapi kelas internasional. Undang buyer-buyer," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ekonom UKDW Sebut Penurunan BI Rate Berdampak Positif pada Pasar Modal
- Dirut Pertamina Bantah Pertamina Kuasai Impor BBM Satu Pintu
- Money Changer di Perbatasan Negara Berpotensi jadi Tempat Pencucian Uang
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
Advertisement

Krisis Iklim, Jampiklim Desak Penghentian Tambang Hingga Penanganan Sampah
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Update Harga Jual Emas Antam dan UBS Hari Ini 19 September 2025
- Money Changer di Perbatasan Negara Berpotensi jadi Tempat Pencucian Uang
- Respons Menkeu Purbaya Terkait Wacana Tax Amnesty Jilid III
- Prabowo Tunjuk Dony Oskaria jadi Plt Menteri BUMN
- Menkeu Tanggapi Potensi Kredit Fiktif Bank dari Dana Rp200 Triliun
- Dirut Pertamina Bantah Pertamina Kuasai Impor BBM Satu Pintu
- Pemerintah Anggarkan Rp9,9 Triliun Hilirisasi Komoditas Perkebunan
Advertisement
Advertisement