Advertisement

BUMN Harus Bersinergi Hadapi Era Disrupsi

Rheisnayu Cyntara
Kamis, 26 April 2018 - 19:17 WIB
Nina Atmasari
BUMN Harus Bersinergi Hadapi Era Disrupsi Acara BUMN Marketeers Club Jogja ke-21, Kamis (26/4/2018). - Harian Jogja/Rheisnayu Cyntara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Forum BUMN Marketeers Club Jogja ke-21 yang diadakan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Witel Yogyakarta bekerjasama dengan Markplus Inc mengangkat isu yang menarik, yakni soal era disrupsi yang kini tengah dihadapi para pelaku bisnis.

Oleh sebab itu, menurut Manager Government and Enterprise PT Telkom Indonesia Witel Yogyakarta, Ahmad Yusuf seluruh BUMN harus bersinergi untuk menghadapi tantangan perubahan zaman ini.

Advertisement

Menurutnya kondisi ini memang tak bisa dihindari. Pasalnya ada banyak faktor yang mendorong perubahan besar-besaran ini baik yang berasal dari kondisi global maupun regional seperti segi politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, maupun regulasi.

Yusuf menyebut 2/3 penduduk dunia terhubung dengan smartphone dalam kesehariannya, hal itu tentu saja mengubah tatanan hidup masyarakat secara fundamental. Oleh sebab itu, kini startup yang notabene merupakan perusahaan berbasis teknologi makin menjamur.

Maka Yusuf mengatakan perusahaan yang berkembang dan tetap menguntungkan adalah mereka mereka yang mau beradaptasi dengan era disrupsi ini. Mereka bersedia untuk mengubah mindset, mengimplementasikan ekosistem digital, dan mereformasi bisnis yang selama ini masih konvensional.

Sebenarnya, menurut Yusuf, transformasi digital ini punya banyak kelebihan. Di antaranya lansekap bisnis makin luas, model bisnis pun makin beragam.

“Sekarang rumusnya bukan hanya suplly demand lagi. Tapi bisa saja sharing revenue dan model-model lainnya,” imbuhnya.

Selain itu, segmen konsumen pun bisa jadi bertambah, bahkan tidak menutup kemungkinan revenue bisa naik secara signifikan jika memang digarap dengan benar. Hal itulah yang berusaha diterapkan oleh PT Telkom, melalui Telkomsel dan core bisnis lainnya pihaknya berusaha beradaptasi dalam era disrupsi ini.

Namun demikian, masih juga ada pihak yang kontra akan transformasi digital ini. Mereka beranggapan dengan sistem baru ini mereka butuh mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun ekosistem digital, merekrut karyawan lebih banyak yang artinya pengeluaran perusahaan akan membengkak, belum lagi kendala-kendala lainnya yang mungkin terjadi.

Yusuf menekankan hal tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan sinergi dan kolaborasi antar berbagai pihak. Saat beberapa bidang dengan kemampuannya masing-masing berkolaborasi, maka ada beberapa celah kendala yang dapat diatasi.

Dirut BPD DIY, Bambang Setiawan menyatakan dukungannya akan wacana kolaborasi tersebut. Namun demikian, pihaknya menganggap masih ada kendala yang harus dipecahkan yakni dari sisi regulasi pemerintahan. Menurutnya terkadang kesiapan perusahaan untuk bertransformasi menuju digitalisasi tertahan oleh rumitnya regulasi yang harus dilalui.

Hal tersebut ditanggapi oleh GM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Witel Yogyakarta, Firmansyah. Ia mengakui memang harus ada divisi khusus yang menangani hal tersebut. Divisi tersebut haruslah mampu menjembatani kebutuhan perusahaan dengan regulator dalam hal ini pihak pemerintahan.

Sehingga apa-apa yang muncul dalam forum seperti ini baik wacana kolaborasi maupun sharing kendala yang dihadapi dapat tersampaikan kepada pihak regulator untuk dicarikan solusinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Realisasi APBD 2025 DIY Masih Sesuai Target, di Atas Rerata Nasional

Realisasi APBD 2025 DIY Masih Sesuai Target, di Atas Rerata Nasional

Jogja
| Rabu, 22 Oktober 2025, 09:37 WIB

Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Wisata
| Minggu, 19 Oktober 2025, 23:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement