Advertisement
Asuransi Terorisme & Sabotase Minat Minim, Mengapa?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Presiden Direktur PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) Christian Wanandi mengatakan hingga saat ini pihaknya sudah menjadi anggota Konsorsium Pengembangan Industri Asuransi Indonesia Terorisme-Sabotase atau KPIAI-TS. Namun pemasaran produk tersebut masih terbilang minim.
“[Pemasaran] lumayan, tetapi angkanya kecil,” ungkapnya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Senin (14/5/2018).
Advertisement
Christian menilai produk tersebut sejauh ini masih kurang diminati. Biasanya, kata dia, produk ini dibeli oleh perusahaan-perusahaan multi nasional.
Oleh karena itu, dia mengatakan sosialisasi terkait produk ini perlu untuk ditingkatkan lagi.
Tarif Premi
Di sisi lain, Christian menilai tarif premi asuransi terorisme dan sabotase sebenarnya sudah cukup terjangkau. Namun, dia mengakui bahwa proteksi ini cenderung dilihat sebagai tambahan biaya sebab menjadi bagian dalam produk asuransi properti atau kebakaran.
“Jadi kelihatannya mahal. Belum [lagi] ditambah ada earthquake protection, liability,” ungkapnya.
Ketua Dewan Pengurus KPIAI-TS Robby Loho mengatakan sejauh ini pemasaran produk tersebut tidak berkembang signifikan lantaran premi dinilai terlalu tinggi. Padahal, terjadinya sejumlah peristiwa terkait terorisme dan agenda politik hingga 2019 dinilai bakal memacu permintaan atas asuransi tersebut.
Karena itu, pihaknya berencana meninjau kembali tarif premi produk tersebut. “Kami mau genjot lagi [pemasaran produk] sehingga rate-nya kami mau tinjau. Sepertinya kami akan turunkan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
Advertisement
Jalan Rusak di Sleman Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Pasang Spanduk Obyek Wisata Jeglongan Sewu
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- OJK Klaim Ketahanan Perbankan Terjaga di Tengah Pelemahan Rupiah
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- AirAsia Batalkan Penerbangan ke Malaysia Akibat Erupsi Gunung Raung di Sitaro Sulut
- Rupiah Melemah, HIPMI Usulkan Ini kepada Pemerintah
Advertisement
Advertisement