Advertisement

Penuhi Kebutuhan Industri, Shell Akan Bangun Terminal LNG

Annisa Sulistyo Rini
Minggu, 03 Juni 2018 - 16:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Penuhi Kebutuhan Industri, Shell Akan Bangun Terminal LNG Petugas mengisin bahan bakar minyak (BBM) Shell Regular di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pondok Cabe, Tangerang Selatan, belum lama ini. - Bisnis Indonesia/Endang Muchtar

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—PT Shell Indonesia berencana membangun terminal liquified natural gas (LNG) atau gas alam cair di Cilegon, Banten. Rencana ini untuk menjawab kebutuhan industri di kawasan tersebut. 

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan rencana tersebut akan direalisasikan apabila perusahaan telah mendapatkan izin impor LNG dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Advertisement

Shell menyampaikan ke Kemenperin rencana pembangunan terminal LNG tersebut bertujuan menambah pasokan gas di kawasan Cilegon seiring proyeksi penurunan pasokan dari Sumatra ke wilayah tersebut pada 2026. 

"Ini nanti untuk support industri di Cilegon. Menurut hitungan mereka 2026 pasokan gas dari Sumatra ke Cilegon turun drastis," katanya di Jakarta belum lama ini.

Kebutuhan gas di kawasan Cilegon selama ini dipenuhi oleh Pertamina, PGN, dan Pertagas. Sigit menyatakan Shell tidak akan mengambil pasar perusahaan-perusahaan yang sudah ada, tetapi menyasar industri yang masih menggunakan solar karena lebih mahal dibandingkan gas. 

Sigit menuturkan saat ini lahan untuk terminal LNG di Cilegon sudah tersedia. Shell Indonesia bakal menggandeng perusahaan lokal dengan membentuk joint venture dalam pembangunan terminal tersebut. 

Nilai investasi dari proyek ini disebutkan sebesar US$400 juta [Rp5,5 triliun] dan diproyeksikan rampung pada 2020 dengan syarat mendapatkan izin impor LNG dari Kementerian ESDM. 

Kemenperin pun mendukung rencana tersebut karena bisa menambah pasokan gas dan memberikan pilihan kompetitif bagi sektor industri. 

"Industri kan konsumen, yang paling penting ada energi dari mana saja. Sepanjang kompetitif dan bisa memberikan nilai tambah sebagai bahan baku maupun energi," kata Sigit. 

Adapun gas merupakan sumber energi dan bahan baku yang digunakan oleh beragam industri seperti baja, petrokimia, pupuk, oleokimia, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. 

Kementerian Perindustrian memproyeksikan kebutuhan gas untuk industri pada tahun ini mencapai 867,07 BBTUD, atau naik hampir 5% dibanding kebutuhan gas pada tahun lalu sebanyak 829,33 BBTUD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Stok Darah di DIY Menipis, PMI: Aktivitas Donor di Luar Belum Banyak

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 20:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement