Advertisement
IDE BISNIS: Ciptakan Makanan Praktis Pengganjal Lapar Para Mahasiswa

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Merasakan pahit manisnya menjadi mahasiswa yang didera berbagai kesibukan kerap membuat mereka tidak memiliki pola makan teratur. Kerap kali mereka makan sembarangan asal kenyang. Melihat fenomena itu, sekelompok mahasiswa klaster teknik mencoba mengembangkan produk makanan praktis untuk para mahasiswa yaitu Sego Njamoer.
Enam orang mahasiswa Fakultas Teknik di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur yaitu Mahendra Ega Higuitta, Rizki Aris Yunianto, Muhammad Baarik Khoiruman, Dega Adi Pratama, Ola Dwi Sandra Hasan dan Eka Rizkiyah Septianti berkumpul dan memulai usaha olahan nasi dengan lauk jamur.
Advertisement
Keenam mahasiswa ini tidak memiliki latar belakang pengetahuan kuliner. Awal mula ide bisnis mereka muncul ketika mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan. Ide ini kemudian didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dan resmi beroperasi pada 10 Oktober 2010.
Produk jamur dipilih karena saat itu Mahendra dan kawan-kawan sedang memiliki kegiatan pengabdian di sebuah pondok pesantren di Mojokerto terkait penyuluhan budidaya jamur.
Sejak saat itu, mereka berupaya memasarkan hasil panen petani jamur menjadi makanan praktis yang kaya gizi bagi mahasiswa. Hal ini mereka lakoni selaras dengan tagline Sego Njamoer yaitu Ada Doa Petani Jamur di Setiap Gigitannya.
Berniat awal membidik pasar mahasiswa, Sego Njamoer pun membuat makanan ini praktis nasi kepal seperti onigiri dari Jepang dan mengemasnya dengan kemasan berbahan kertas yang aman untuk makanan serta ramah lingkungan.
Kemasan ini semakin menguatkan Sego Njamoer sebagai produk mobile fast food. Hal ini dirasa lekat dengan kehidupan mahasiswa yang membutuhkan makanan praktis dan bisa dibawa sambil beraktivitas.
Awalnya mereka membuka gerai pertama di Kampus ITS Surabaya. Namun kini usaha ini sudah berbadan hukum dan berkembang melalui sistem waralaba dan menyebar di berbagai kota di Indonesia termasuk di Jogja.
“Sekarang sudah ada 65 mitra yang tersebar di 15 kota di Indonesia,” ujar Jaka Ardiansyah, General Manager Sego Njamoer kepada Harian Jogja belum lama ini.
Karena membuka sistem franchise atau waralaba maka suplai jamur untuk bisnis ini didapat dari petani jamur lokal. “Misal gerai di Jogja kami mendapatkan jamurnya dari petani yang berada di Jogja,” ujarnya. Dari enam orang, kini founder aktif hanya tersisa dua orang yaitu Mahendra Ega Higuitta dan Rizki Aris Yunianto.
Sego Njamoer tidak hanya menjual makanan nasi dan jamur saja, ada juga makanan lain yang diolah dari jamur menjadi sosis, pentol, dan siomay. Bahkan, untuk siomay, pentol, dan sosis tidak hanya disediakan secara matang, namun juga dalam bentuk makanan beku.
Masuk Jogja
Di Jogja, gerai Sego Njamoer dibuka oleh Ega Asnatasia Maharani pada Maret 2017. “Saya pribadi senang makan jamur. Terlebih, di Jogja juga enggak susah petani jamur,” jelas Ega belum lama ini.
Sistem waralaba bagi Ega memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positif yang didapatnya tentu saja karena kepercayaan pelanggan sudah melekat pada produk Sego Njamoer.
Namun, di sisi lain, ia perlu berhati-hati menjaga kepercayaan pelanggan agar komplain yang datang tidak memengaruhi mitra lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement

Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Wisman ke Jogja Tetap Positif Meski Sempat Ada Pembatalan
- Januari-Agustus 2025, Stasiun Lempuyangan Berangkatkan 1,8 Juta Penumpang
- Harga Emas Antam 16 September 2025 Naik, Rp2.181.000 per Gram
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Trump Turunkan Tarif Mobil dari Jepang 15 Persen per Hari Ini
- Harga Emas Diramal Tembus 4.000 Dolar AS Troy Ounce pada 2026
- Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
Advertisement
Advertisement