Advertisement

Bisnis Bengkel Reparasi Motor Lawas Kian Menjanjikan, Tertarik Menjajal?

Rheisnayu Cyntara
Selasa, 06 November 2018 - 07:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Bisnis Bengkel Reparasi Motor Lawas Kian Menjanjikan, Tertarik Menjajal? Deretan Vespa dipajang di Piaggio Museum dalam perayaan ulang tahun Vespa Primavera ke-50 di Pontedera, Italia, Kamis (19/4). - Reuters - Alessandro Bianchi

Advertisement

Harianjoja.com, JOGJA—Keuntungan bisnis bengkel reparasi motor lawas di Jogja kian menjanjikan. Terutama sejak banyaknya acara-acara seperti gathering ataupun pameran modifikasi motor lawas yang diadakan di Kota Gudeg ini. Acara-acara tersebut mendorong pertumbuhan peminat motor lawas, salah satunya Vespa.

Pemilik TSS Servizio & Part Jogjakarta, Tozan Arya Utama mengaku peminat Vespa terus meningkat setiap tahunnya. Banyak penggemar-penggemar baru dari kalangan anak muda yang mulai aktif untuk turut serta dalam kegiatan komunitas. Tak hanya itu, mereka juga aktif berburu sparepart atau bahkan body Vespa bagi yang memang benar-benar pemula di hobi ini.

Advertisement

Tozan melihat kecenderungan ini terutama beberapa tahun terakhir saat Jogja sering didapuk sebagai tuan rumah kegiatan komunitas pencinta motor lawas. Selain itu juga beberapa kegiatan yang melombakan kreatifitas untuk memodifikasi kendaraan-kendaraan tua. “Setelah banyak kegiatan seperti itu, peminatnya makin banyak. Mungkin awalnya seneng liat, lama-lama ikut dan aktif jadi penggemar,” katanya kepada Harian Jogja, Senin (5/11).

Di samping itu, Tozan menyebut para mahasiswa penggemar motor lawas biasanya punya kecenderungan yang khas. Saat mereka lulus kuliah, motor lawas lantas mereka jual sebelum kembali ke kota asalnya. Motor inilah yang nantinya dimodifikasi ulang oleh pembelinya sehingga bisnis reparasi maupun modifikasi motor lawas seperti yang ia tekuni ini terus memiliki konsumen.

Namun Tozan tak menampik banyak dari kawannya yang mulanya memiliki bisnis yang sama, kini banting setir memilih pekerjaan lain. Tak sedikit yang lantas beralih profesi menjadi pengemudi ojek online atau bidang-bidang profesi lainnya. Hal itu menurutnya disebabkan bisnis bengkel motor lawas tak mendatangkan keuntungan yang langsung dapat terlihat.

“Harus tekun ada di bisnis ini. Misalnya ada barang bagus, harus mau keluar modal dulu untuk beli dan diperbagus. Setelah sudah bagus juga belum tentu laku, kuncinya sabar karena kalau laku harganya bisa tinggi. Jadi dijalani sebagai hobi dulu,” ucapnya.

Ketua Bidang Kegiatan Paguyuban Wisata Otobursa Sleman, Subarjo HS menambahkan seiring bertambahnya umur suatu produk, banyak yang nilai ekonomisnya pun berkurang drastis. Namun hal itu tidak berlaku pada kendaraan lawas. Menurutnya kendaraan-kendaraan lawas banyak diminati oleh para konsumen. Bahkan dalam kondisi mesin mati dan bodi berkarat. Makin tingginya demand yang ada dan tidak dibarengi dengan penambahan supply, menurut Subarjo berakibat pada harga kendaraan lawas yang terus meningkat. Maka banyak pemilik kendaraan lawas yang memilih untuk tak menjual kendaraannya karena sadar akan nilai investasi yang bisa makin tinggi.

“Kalau ditelateni, harganya bisa makin mahal, jadi investasi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Profil dan Sepak Terjang Joko Pinurbo, Penyair Kenamaan yang Wafat di Usia 61 Tahun

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement