Advertisement

Merajut Rezeki lewat Amigurumi

Kusnul Isti Qomah
Sabtu, 23 Februari 2019 - 12:31 WIB
Mediani Dyah Natalia
Merajut Rezeki lewat Amigurumi Nurlaini dan produknya berupa rajutan amigurumi ketika ditemui Harian Jogja di Bintaran Kulon, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Rabu (20/2)./Harian Jogja - Kusnul Isti Qomah

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Boneka rajutan yang disebut amigurumi makin digandrungi, tak terkecuali di Indonesia. Peluang inilah yang coba ditangkap oleh Nurlaini, salah seorang masyarakat yang kreatif di DIY.

Nurlaini merintis bisnis merajut boneka amigurumi sejak akhir 2018. Ia mengaku menggandrungi boneka ini karena lucu dan menggemaskan. Namun, Nurlaini harus melalui beberapa tahapan sebelum menemukan passion dalam membuat amigurumi.

Advertisement

"Saya suka merajut. Banyak sisa benang, terus iseng-iseng. Awalnya bikin tas. Tapi karena polanya itu-itu aja jadi bosen. Lalu nyari yang enggak bosenin, akhirnya ketemu amigurumi," ujar dia kepada Harian Jogja di Bintaran Kulon, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Rabu (20/2) sore.

Nurlaini belajar merajut dari YouTube pada 2016. Awalnya, ia bekerja sebagai karyawan. Namun, karena suatu hal ia memutuskan kembali ke rumah. Selama di rumah, kegiatan yang ia lakukan adalah menjaga toko. Ia pun merasa bosan sehingga mencari-cari kegiatan yang bisa mengusir rasa bosan itu.

"Akhirnya nyari-nyari dan kayaknya merajut cocok," kata dia.

Awalnya ia bingung akan membuat apa dari rajutan. Akhirnya diputuskan membuat rajutan pembatas buku karena bertepatan pada peluncuran bukunya. "Saya pingin kasih yang unik kepada pembaca. Akhirnya teman sesama penulis suka, terus akhirnya banyak yang pesan. Tetapi pembatas buku rajut banyak yang pakai sehingga cari yang lain lagi dan nyoba amigurumi," jelas dia.

Ia mengaku saat awal-awal membuat amigurumi kualitasnya belum sebaik sekarang. Namun, berkat ketekunan dan terus berkarya, lama-lama ia memahami trik merajut dengan baik sehingga semakin ke sini, kualitas rajutannya semakin banyak. Bentuk-bentuknya juga makin beragam seperti binatang, es krim, sosok orang, mainan anak, hingga super hero.

"Harganya macam-macam. Tergantung ukuran, jumlah warna, hingga tingkat kesulitan. Harga mulai dari Rp10.000 per buah," kata dia.

Peminatnya pun datang dari berbagai daerah di Indonesia meskipun memang didominasi luar DIY. Ia berharap usaha rintisan ini makin diminati masyarakat.  Bagi masyarakat yang tertarik dengan karyanya, Nurlaini mempersilakan untuk mengakses akun Instagram-nya di  @pojokcollection. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 12 Mei 2024, Berangkat dari dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan

Jogja
| Senin, 12 Mei 2025, 01:27 WIB

Advertisement

alt

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam

Wisata
| Sabtu, 10 Mei 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement