Advertisement

CCO Mbiz : Tak Mudah Ubah Kebiasaan

Rheisnayu Cyntara
Selasa, 26 Februari 2019 - 16:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
CCO Mbiz : Tak Mudah Ubah Kebiasaan CCO Mbiz, Andik Duana Putra/ Harian Jogja - Rheisnayu Cyntara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJAMengubah kebiasaan satu orang bukan hal yang mudah, apalagi satu tim dalam sebuah perusahaan yang besar. Hal itulah yang harus dilakoni CCO Mbiz, Andik Duana Putra setiap hari.

E-procurement atau pengadaan barang dan jasa melalui sistem daring belum begitu dikenal di Indonesia. Padahal pemain di bidang business to business (B2B) enteprise ini sebenarnya sudah ada sejak 2015 lalu, yakni Mbiz yang termasuk dalam Lippo Group. Chief Compliance Officer (CCO) Mbiz, Andik Duana Putra mengaku belum banyak masyarakat yang paham akan sistem pengadaan barang dan jasa secara daring, membuat mereka cukup sulit menerima perubahan ini. Beberapa hambatan yang lazimnya ia hadapi, menurut Andik adalah belum semua bagian tim melek digitalitasi dan mau menerima edukasi yang diberikan terkait dengan hal tersebut.

Advertisement

Pasalnya di Indonesia konsep e-procurement ini memang tergolong baru. Sedangkan dalam sebuah perusahaan, ada banyak tingkatan manajemen yang terlibat dalam satu proses pengadaan barang dan jasa yang konvensional. Perlu adanya pembekalan bahkan pelatihan yang bertahap dan berkesinambungan untuk mengubah mindset tiap-tiap individu dalam tim tersebut. "Mengubah habit dalam sebuah company tak mudah karena mengubah habit banyak orang. Bahkan ada pula yang baru bergabung dengan kami setelah dua tahun kami masuk [mengenalkan konsep dan memberikan edukasi], butuh proses panjang," ujarnya kepada Harian Jogja beberapa waktu lalu.

Namun bukan Andik namanya jika cepat menyerah. Lelaki kelahiran Surabaya, 12 April 1972 ini mengaku tipikal orang yang tidak mudah puas untuk belajar dan menggemari tantangan. Maka baginya mengubah cara pandang orang dalam memandang produk digital merupakan tantangan yang harus bisa ditaklukkan. Bergabung dengan Mbiz pada 2016 lalu juga merupakan salah satu tantangan baginya. Sebab sebagai CCO, ia harus bisa mengaplikasikan ide dan konsep di industri digital ini.

Tantangan bukan hanya dari segi produk yang ditawarkan oleh Mbiz tetapi juga segmen bisnis perusahaan ini yang bergerak di bidang B2B. Andik mengakui Indonesia masih sangat kurang memiliki pemain di bisnis B2B enterprise. Saat ini bahkan hanya sekitar 10%.

Padahal di negara lain seperti Tiongkok dan Korea, pemain di bisnis B2B ini lebih banyak berkali-kali lipat dibandingkan business to customer (B2C). Inilah yang harus terus didorong karena B2C hanya memenuhi kebutuhan individu, B2B bisa menyediakan solusi bagi korporasi dan pebisnis lainnya. "B2C misalnya seperti marketplace, itu langsung dari penjual ke customer. Kalau kami menghubungkan dari satu pebisnis ke pebisnis lainnya untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa," katanya.

Namun penyuka Bon Jovi dan Megadeth ini bukannya masuk dalam dunia ini tanpa pengalaman. Untuk menghadapi begitu banyak tantangan, Andik sudah cukup punya banyak pengalaman. Andik memulai karier pada 2000 sebagai seorang Regional Sales Manager di PT Cussons Distributor Indonesia. Setelah lima tahun bekerja di sana, ia mendapat peluang untuk melanjutkan kariernya di PT Ades Waters Indonesia, sebagai sales operation manager. Selama enam tahun berada di perusahaan, ia berhasil mengimplementasikan sistem Territory Management. Telah cukup memiliki portofolio di bidang fast-moving consumer goods (FMCG), ia pun mencoba merambah bidang telekomunikasi dengan bergabung ke Bakrie Telecom sebagai Vice President Sales di PT Bakrie Telecom.

Dengan bekal berbagai pengalaman tersebut, ia dituntut membuat perusahaan profitable, sustainable, dan sesuai dengan tujuan awal Mbiz, yakni menjadi solusi di bidang pengadaan barang dan jasa bagi konsumen dari enterprise corporation. Tak berhenti pada dunia B2B enterprise, Andik mengaku kini Mbiz tengah mengembangkan konsep marketplace untuk pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan yang skalanya masih kecil hingga menengah. "Ini juga berdasarkan permintaan dari para user kami. Sedang kami susun sistemnya tapi tidak sepenuhnya seperti marketplace," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Usulan Formasi PPPK-CPNS 2024 Disetujui Pusat, Pemkab Bantul: Kami Tunggu Kepastian Alokasinya

Bantul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 16:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement