Advertisement
Turis China Anggap Jogja Tak Seksi, Tanya Kenapa?

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Indonesia dapat menangkap peluang dengan dikeluarkannya larangan warga negara China berwisata ke Amerika Serikat (AS). Dengan potensi alam hingga budaya yang dimiliki, bangsa ini memiliki kesempatan besar untuk menarik perhatian turis asal negeri Tirai Bambu tersebut. Sayangnya, wisatawan asal China belum tertarik berwisata di Jogja.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan saat ini ada tiga poin utama pariwisata Jogja, yaitu heritage, culture dan nature. "Ketiga produk ini sebenarnya tidak begitu dinikmati oleh wisatawan China. Jogja lebih banyak menarik wisatawan Eropa. Mau tidak mau data statistik kita menunjukkan itu," ucap Boby, Sabtu (22/6).
Advertisement
Menurut dia, wisatawan China lebih tertarik pada wisata pantai. Sebab negara tersebut adalah daerah daratan. "Sedangkan untuk kuliner kan mereka sukanya masakan babi. Budaya lokal masih berat menerima itu kan, meski ada tetapi enggak vulgar [menjajakan]," katanya.
Semisal ingin dibuat zonasi wisata, Boby mengingatkan wilayah Jogja tak luas. Selain itu, dia berpesan agar pelaku wisata di Jogja bertanggung jawab dalam memasarkan produknya. Jangan sampau penawaran yang disampaikan terlalu berlebihan sehingga tak sesuai ekspektasi wisatawan.
Â
Manfaatkan Kesempatan
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, sekaligus pengamat pariwisata, Ike Janita Dewi lebih melihat destinasi yang menjadi pesaing Indonesia bukan AS, tetapi Thailand, Kamboja, Vietnam dan Singapura. "Wisatawan China yang tidak ke AS akan mengalihkan destinasi ke Eropa," ucap Ike.
Saat ini yang masih menjadi destinasi utama wisatawan China di Indonesia adalah Bali dan Sulawesi Utara. "DIY masih belum cukup menarik bagi wisatawan asal China," katanya.
Menurutnya, wisatawan China termasuk turis generasi pertama sehingga cenderung memilih destinasi populer seperti Thailand dan Bali. Sementara Manado menjadi populer karena ada kerja sama langsung antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara dengan China. Ia juga mengatakan wisatawan China menyukai pantai untuk berenang, sementara Jogja tidak memiliki pantai yang bisa untuk watersport.
Meski begitu, dia menilai Jogja bisa saja mendapat limpahan kunjungan. Apalagi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) cukup agresif untuk menarik wisatawan asal China ke Indonesia. Karena itu, industri pariwisata di DIY harus dapat memanfaatkan peluang itu.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, turis China masuk 10 besar jumlah wisatawan mancanegara melalui pintu masuk Bandara Internasional Adisutjipto. Setidaknya pada periode Januari-April 2019, China menyumbang 1.089 wisatawan dari total jumlah kunjungan wisman pada periode itu yaitu 38.327 wisatawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Money Changer di Perbatasan Negara Berpotensi jadi Tempat Pencucian Uang
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
Advertisement

Harga Ayam Potong di Bantul Naik, Pedagang Mengaku Penjualan Turun
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Pinjamin Dukung Bulan Inklusi Keuangan 2025 Lewat Penguatan Literasi
- Kredit Mengendap di Perbankan Tembus Rp2.372 Triliun
- Update Harga Jual Emas Antam dan UBS Hari Ini 19 September 2025
- Money Changer di Perbatasan Negara Berpotensi jadi Tempat Pencucian Uang
- Respons Menkeu Purbaya Terkait Wacana Tax Amnesty Jilid III
Advertisement
Advertisement