Advertisement
Biaya Sekolah Dasar Picu Inflasi Agustus

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY merilis inflasi Jogja pada Agustus 2019 tercatat 0,07% dalam Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS DIY, Bantul, Senin (2/9). Andil terbesar yang mendorong terjadi inflasi adalah biaya sekolah dasar naik 7,51%.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS DIY Amirudin menjelaskan Jogja mengalami inflasi 0,07% pada Agustus 2019 disebabkan naiknya indeks harga konsumen kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,23%. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,32%; kelompok sandang naik 1,32%; kelompok kesehatan naik 0,20%; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 2,00%. "Sementara, kelompok bahan makanan turun -0,40 persen dan kelompok
Advertisement
transportasi, komunikasi dan jasa keuangan turun -1,36 persen," ujar dia dalam BRS BPS DIY, Bantul, Senin (2/9).
Ia mengungkapkan laju inflasi kalender yakni Agustus 2019 terhadap Desember 2018 sebesar 1,87%. "Untuk laju inflasi year on year yakni Agustus 2019 terhadap Agustus 20 sebesar 2,94 persen. Kondisi inflasi DIY ini masih terkendali dan kalau dibandingkan nasional juga lebih kecil," kata dia.
Ia menjelaaskan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Agustus 2019 sehingga memberikan andil mendorong terjadinya inflasi di antaranya sekolah dasar naik 7,51%
dengan memberikan andil 0,07%. Cabai rawit naik 28,74% dengan memberikan andil
sebesar 0,06%.
Sekolah menengah pertama naik 6,40% dengan memberikan andil sebesar 0,05%. Sekolah menengah atas, emas perhiasan dan cabai merah naik 4,89%, 5,14%, dan 12,86% dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,04%.
"Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan laju inflasi di antaranya tarif angkutan udara turun 15,75 persen dengan memberikan andil sebesar -0,24 persen; bawang merah turun 16,81 persen dengan memberikan andil sebesar -0,08 persen," terang dia.
Adapun 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 44 kota IHK mengalami inflasi dan 38 kota IHK mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kudus sebesar 0,82% diikuti oleh Kota Manokwari dan Watampone masing-masing sebesar 0,81% dan 0,72%. Sementara, inflasi terendah terjadi di Kota Pare-pare, Madiun dan Tasikmalaya yang masing-masing mencapai 0,04 %. "Deflasi terbesar terjadi di Kota Bau-Bau yang mencapai 2,10 persen diikuti oleh Kota Kendari dan Manado yang masing-masing mencapai 1,56 persen dan 1,50 persen," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Jadwal Bus Malioboro ke Pantai Baron Kamis 18 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Impor Komoditas Etanol Akan Dibatasi, Ini Tujuannya
- Kucuran Rp200 Triliun Himbara Perlu Diimbangi Kemudahan Usaha
- Harga Jual Emas Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Kompak Naik
- Jelang Merger, Pelita Air Buka Rute Singapura-Jakarta Kelas Premium
- Kendalikan Konsumsi, Ekonom UGM Usul Cukai Rokok Sebaiknya Naik
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
Advertisement
Advertisement