Advertisement
Kuartal IV/2019 Diharapkan Jadi Angin Segar dalam Dunia Investasi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Pasca investor ramai-ramai meninggalkan pasar saham Indonesia sepanjang bulan ini, adanya kepastian terbentuknya kabinet baru pada Oktober 2019 diharapkan dapat mengembalikan selera investor.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai total Rp7,32 triliun sejak awal bulan ini. Adapun aksi beli bersih (net buy) hanya sekali terjadi, yaitu pada Rabu (11/92019), dengan nilai Rp237,88 miliar.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,14% ke level 6.146 pada akhir perdagangan Rabu (25/9/2019), mengakhiri pelemahan selama empat hari berturut-turut. Secara year-to-date (ytd), indeks melemah 0,78%.
Analis menilai pendorong keluarnya investor asing tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Dari eksternal, ada sentimen dari perang dagang AS—China hingga rencana pemakzulan Presiden AS Donald Trump.
Selain itu, kondisi keamanan politik dalam negeri ikut memperburuk keadaan yang membuat investor asing memilih untuk mengamankan asetnya ke tempat yang berisiko rendah.
Head of ETF Indo Premier Sekuritas Alexander I. Salim menyampaikan aksi mahasiswa yang menolak sejumlah RUU kontroversial di depan Gedung DPR RI pada awal pekan ini, memang mempengaruhi minat investor asing untuk masuk ke Indonesia.
Advertisement
Pada Selasa (24/9), aksi jual bersih mencapai Rp773,17 miliar. Sehari kemudian, hal yang sama terjadi lagi dengan nilai Rp769,23 miliar.
“Di pasar saham, asing mengurangi porsi aset berisikonya. Ada kekhawatiran kalau [aksi] berlanjut seperti di Hong Kong yang setiap hari selama 3 bulan, berarti kan mengganggu investasi dan yang lainnya,” katanya kepada Bisnis, Rabu (25/9/2019).
Direktur PT Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli menambahkan ketidakstabilan politik yang terjadi di dalam negeri memang lebih membuat khawatir investor asing ketimbang investor lokal.
“[Investor] Lokal selalu percaya diri. Buat kita, ini pasti akan ada titik temu antara pemerintah dan masyarakat yang bisa disepakati,” tuturnya.
Namun, Kerry mengakui dinamika sosial dan politik domestik ke depannya sulit diprediksi karena bergerak dengan cepat. Yang dikhawatirkan adalah aksi yang dilakukan belakangan ini akan seperti aksi yang terjadi di Hong Kong, yang mana telah mengganggu iklim investasi dan sektor pariwisatanya.
Sementara itu, Senior Manager Research Analyst Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menjelaskan aksi jual yang ramai dilakukan oleh investor asing tersebut juga disebabkan oleh sentimen perang dagang yang dikhawatirkan tak memiliki titik temu lagi pada bulan ini.
“[Net sell karena] Perang dagang. [Selanjutnya kekhawatiran] mengenai kemanan dan stabilitas, ketidakpastian politik dari undang-undang yang kontra produktif,” paparnya.
Tetapi, Robby meyakini penundaan Undang-undang (UU) yang kontraproduktif dan pelantikan kabinet baru pada bulan depan bakal menjadi sentimen positif. Dengan demikian, diharapkan arus modal masuk (foreign capital inflow) dapat kembali ke pasar saham menjelang akhir tahun ini.
“Tentu dapat menjadi sentimen positif yang dapat mengembalikan arus modal masuk nantinya pada kuartal IV/2019,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Rumah Bersubsidi Ukuran Mini Batal Direalisasikan, Ini Daftar dan Ukuran yang Berlaku
- Cara Cek BSU Lewat Aplikasi Pospay
- Ekonom Prediksi Bunga Utang RI Makin Membengkak
- Harga Pangan Hari Ini, Rabu 9 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Bagaimana Tugas Kementerian BUMN Setelah Danantara Beroperasi, Begini Penjelasan Erick Thohir
Advertisement

Satpol PP Bantul Sita 13.000 Batang Rokok Ilegal dari Rumah hingga Warung
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Berakhirnya Libur Sekolah, Harga Komoditas Pangan Mulai Turun
- Larangan Bus Wisata Masuk Jogja, Hunian Hotel Diperkirakan Turun
- Toyota Kuasai Pasar Mobil Tanah Air per Juni 2025, Kijang Innova Terjual 31.100 Unit
- Sinergi HPE, Equinix, dan AGIT Mendorong Ekosistem Digital dan Akselerasi AI di Indonesia
- Paket Hot Deals dengan Harga Terbaik di Grand Mercure Yogyakarta Adisucipto
- KAI Daop 6 Yogyakarta Umumkan Ketentuan Pesan Tiket Kereta Api di KAI Access Bisa Dilakukan 30 Menit Sebelum Berangkat
- Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor 200 Persen untuk Produk Obat, Ini Kata Produsen Indonesia
Advertisement
Advertisement