Advertisement
FADKHERA : Tampil Keren dengan Koko Modern
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Fadkhera meramaikan pilihan fesyen muslim pria dengan menghadirkan baju koko dengan potongan modern sehingga bisa dipakai sepanjang tahun dan cocok untuk segala urusan. Fadkhera merupakan produk kreatif dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Fadkhera merupakan produsen baju koko modern yang berbasis di Giwangan, Jogja. Fadkhera merupakan produk dan merek yang ditelurkan Wildan Salim. Nama Fadkera merupakan gabungan dari nama anaknya dan nama anak temannya yang juga menanamkan modal di Fadkhera.
Advertisement
Produk ini dilahirkan pada 2015 berawal dari maraknya hijrah dan maraknya baju muslim wanita. Saat itu, ia melihat tren yang maju masih sekadar baju muslimah dan masih sedikit yang fokus pada busana muslim laki-laki. Dari situ, Wildan terpikirkan untuk memproduksi busana muslim laki-laki yaitu baju koko. Namun, baju koko yang dia buat bukan baju koko pada umumnya yang polos dan kental dengan bordir. "Saya dari dulu ingin membuat baju koko yang modern dengan bahan yang bagus dan model yang modern sehingga bisa dipakai kapan saja baik untuk kuliah, kerja, main, tetepi tetap bagus juga untuk ibadah," kata dia kepada Harian Jogja, Jumat (27/9).
Sebenarnya, kata dia, keinginan membuat koko modern berawal ketika ia hijrah saat duduk di bangku kuliah. Ketika melihat beberapa orang kuliah dengan baju koko yang konvensional, ia merasa kurang pas sehingga ada keinginan untuk membuat baju koko yang modis.
Ia juga ingin membuat baju muslim pria yang modis tetapi tidak terlalu pendek dan layak untuk beribadah. "Ada baju slim fit yang kalau dipakai rukuk dan sujud bajunya terangkat. Maka saya bikin baju yang panjangnya pas," kata doa.
Pada 2015 ia mulai mematangkan konsep dan mulai benar-benar fokus membangun brand pada 2016. Ia menyadari sebagai pendatang baru di dunia bisnis fesyen saingannya cukup banyak. Bahkan ada artis yang juga bermain di fesyen muslim. "Selama dua tahun dari 2016 saya benar-benar membangun brand dan pada 2018 produk saya mulai dikenal dan diterima pasar. Semakin ke sini semakin laris. Dulu pada 2015 saya hanya bisa jual 80 baju itu 20 model. Kalau sekarang per bulan ke agennya sekitar 1.000 potong dan saat Lebaran bisa 2.500 potong," kata lulusan Teknik Mesin pada 2010 itu.
Ia menjelaskan kenapa disebut baju koko modern karena keluar pakem. Koko biasanya identik dengan bordir dan motif ke arah geometrik ala Timur Tengah. "Desainnya polos dan dipadu katun motif. Cenderung mirip kemeja karena produk di luar Ramadan mirip kemeja. Kerahnya tidak murni kerah Shanghai seperti koko, tetapi pakai kerah pendek. Masuk spread collar tapi dibuat lebar tetapi enggak setinggi kerah kemeja. Kami juga padukan motif dan kain. Ada juga yang pakai batik. Itu diminati sekali. Semua saya desain sendiri, tetapi memang saya ada background suka seni rupa dan desain grafis walaupun saya kuliah jurusan teknik mesin. Saya memang ingin jadi wirausaha," terang dia.
Ia mengungkapkan kemajuan dunia digital mempermudah promosinya melalui media sosial. Ia sengaja fokus pada media sosial Instagram (@kokofadkhera) karena lebih cocok untuk membangun image koko modern yang bisa dipakai segala generasi terutama milenial.
Perjuangan selama merintis usaha membuahkan hasil. Produknya laku keras tidak hanya saat menjelang Lebaran, tetepi sepanjang tahun. Meskipun dia mengakui omzet saat masa Lebaran jauh lebih tinggi. Saat Lebaran omzet bisa mencapai Rp400 juta. Untuk omzet bulanan rata-rata Rp200 juta," ujar pelanggan jasa logistik JNE ini.
Dalam memasarkan produknya, ia tidak menjual secara retail melainkan menggandeng agen-agen yang tersebar di seluruh Indonesia. Wildan dan karyawan fokus dalam urusan produksi, sedangkan para agen yang jumlahnya sekitar 32 agen fokus pada penjualan sehingga masing-masing pihak bisa fokus pada urusan masing-masing. Para agen kemudian menggandeng reseller-reseller.
"Kami ingin ada kemitraan di sini. Sehingga usaha ini juga bermanfaat bagi orang lain. Kami berharap usaha ini semakin besar sehingga bisa menyerap banyak tenaga kerja dan bermanfaat bagi masyarakat," kata dia.
Ia mengungkapkan meskipun menggandeng agen, ia tetep melakukan promosi dan penjualan produk melalui Instagram @fadkheraofficial. Namun, konsumen yang akan membeli akan diarahkan menghubungi contact center dan bisa memilih di daerah yang terdekat dari lokasi konsumen tersebut. "Kami tetap promosi dan membangun brand sendiri melalui media sosial. Tetapi memang kami sebagai pusat Fadkhera enggak menjual retail agar agen ini bisa tetap jalan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Perpres 19/2024 dan Sinergi Kementerian Bakal Percepat Pengembangan Industri Gim RI
- Aturan Impor dalam Permendag Nomor 36 Ditunda
- Harga Cabai Mahal, Mendag: Indonesia Butuh Sistem Tanam yang Tidak Terpengaruh Cuaca
- Pelaku Industri Sebut Aturan Baru Kripto OJK Wujud Komitmen OJK Kembangkan Teknologi Keuangan RI
- Daop 6 Yogyakarta Batalkan 4 Perjalanan KA Imbas Banjir di Semarang
Advertisement
Pemda DIY Sebut Sepanjang Ruas Jalan Godean Didominasi Kerusakan
Advertisement
Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja untuk Penuhi Stok Lebaran 2024
- PHRI DIY Sebut Peminat Buka Bersama di Hotel Menurun
- Kemiskinan Argentina Kian Menjadi, Warga Berburu Makanan di Tempat Sampah
- Diklaim Usung Performa 3 Kali Lipat Lebih Baik, PS5 Pro Bakal Dirilis Sony Tahun Ini
- Penjaminan Dana Pihak Ketiga Belum Berlaku untuk Pinjol, Begini Penjelasan OJK
- Driver Ojol Wajib Diberi THR, Ini Ketentuan Detailnya
- Dugaan Debitur Fraud hingga Rp2,5 Triliun, LPEI Bakal Ikuti Proses Hukum
Advertisement
Advertisement