Advertisement
OJK Akui Bank Kecil Semakin Terhimpit
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat memberikan sambutan saat pembukan perdagangan 2019 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1/2019). - Bisnis/Abdullah Azzam
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Bank berkekuatan modal kecil sulit untuk ikut bersaing dalam kondisi perekonomian seperti saat ini. Hal tersebut diakui sendiri oleh pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Karena itu, otoritas meminta bank-bank bermodal kecil fokus menyiapkan platform atau membangun sinergi agar tetap bertahan.
Advertisement
Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso otoritas membebaskan bank dengan skala bisnis kecil untuk membangun sinergi atau menyiapkan platform demi mengembangkan bisnis. OJK juga disebutnya tak mempersoalkan jumlah bank yang ada di Indonesia.
"Enggak matter jumlah bank. Kami tidak akan terlalu stick jumlah bank. Tapi otomatis kalau mereka berkonsolidasi yang berujung jumlah berkurang silakan saja. Kami bukan [menekankan] jumlah, tapi kualitas dan kompetitifnya dan skala ekonominya besar sehingga ini yang akan kami arahkan," kata Wimboh di Kantor OJK, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
BACA JUGA
Wimboh menyebut OJK akan menyerahkan sepenuhnya persoalan konsolidasi bank ke pasar. Otoritas hanya akan memberi informasi kepada pelaku industri ihwal bank mana saja yang tengah membutuhkan investor untuk memperbesar modalnya.
OJK juga memastikan tak akan memberi insentif kepada bank yang akan membuka cabang baru ke depannya. Menurutnya, bank akan diarahkan agar lebih banyak mempekerjakan agen untuk menjangkau nasabah atau masyarakat di daerah.
"Jadi tak perlu ramai-ramai seperti BRI buka cabang unit di remote area. Enggak perlu. Sekarang teknologi memungkinkan dengan membuka agen sebagai hub untuk kredit ritel, untuk tabungan, atau servis lain. Kalau enggak jelas silakan datang ke OJK akan kami jelaskan," katanya.
"Kami akan lakukan memberi informasi bank-bank ini yang membutuhkan investor. Siapa [investor] yang mau masuk silakan terbuka dan ini kami tak terlalu preferences investor seperti apa. Mau luar atau dalam negeri silakan, ini adalah aksi korporasi normal," ujar Wimboh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
- Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
- Kemnaker Siapkan Perpres Ojol, Tekankan Aspek Keadilan Kerja
- Regulasi UMP 2026 Masih Disusun, Menaker Pastikan Libatkan Buruh
- Lampung Jadi Kandidat Lokasi Pabrik Etanol Toyota di Indonesia
Advertisement
Ini Peta Kerawanan Potensi Bencana Hidrometeorologi di Gunungkidul
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Wisatawan Eropa ke DIY Masih Stabil Hingga September 2025
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24, Masih Turun
- Ini Langkah Agar Tren Kunjungan Wisatawan Eropa ke DIY Positif
- Korupsi Impor Gula, 5 Petinggi Perusahaan Swasta Dihukum Bayar Rp337 M
- Prabowo Tunjuk 16 Nama Calon Dewan Energi Nasional, Diserahkan ke DPR
- QRIS Jadi Penyelamat Ekonomi Digital Indonesia di Masa Covid-19
- Indef Ungkap Mafia Lintas Negara di Impor Baju Bekas
Advertisement
Advertisement



