Advertisement
Pertumbuhan Bisnis BPR Tipis
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pertumbuhan bisnis industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) baik konvensional maupun syariah dirasakan cukup berat pada 2019. Meskipun tetap tumbuh, tetapi pertumbuhan masih belum signifikan. Kondisi ini diharapkan membaik pada 2020.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perhimpunan BPR Indonesia (Perbarindo) DIY Ascar Setiyono menyebutkan baik dari sisi aset maupun pembiayaan diharapkan terus bertumbuh mendekati penghujung 2019 ini. "Optimisme itu didukung dengan prospek pertumbuhan pembiayaan dengan fokus pada pakemnya, menjaga loyalitas nasabah, memberikan pelayanan yang terbaik, dan mengikuti kemajuan teknologi hingga menjawab tantangan ketatnya persaingan dengan perbankan umum di DIY," kata dia ketika ditemui di Plaza Ambarrukmo, Sleman, pekan lalu.
Advertisement
Ia mengatakan perkembangan industri BPR di DIY hingga Juni 2019 atau pertengahan tahun ini tercatat untuk penyaluran kredit atau outstanding loan tercatat mencapai Rp5,5 triliun dengan aset sebesar Rp7,5 triliun. "Meskipun angkanya dikatakan sudah cukup besar, tetapi secara proporsional pangsa pasar BPR baik dari sisi aset maupun kredit dibandingkan perbankan yang ada di DIY masih relatif kecil yakni di kisaran sembilan hingga 11 persen," kata dia.
Perbarindo DIY mengamati pertumbuhan industri BPR di DIY terjadi karena adanya persaingan kredit khususnya dalam pemasarannya. Pasalnya, di satu sisi BPR cukup likuid tetapi penyaluran kredit masih relatif pelan. Berbagai persaingan penyaluran kredit diakui cukup ketat, terlebih di tingkat mikro ada kredit usaha rakyat (KUR) dan teknologi finansial (tekfin). "Hal yang perlu diperhatikan kualitas kredit BPR di DIY masih di angka 5,8 persen per Juni 2019 untuk non-performing loan [NPL]. Angka itu masih cukup tinggi sehingga kita perlu melakukan upaya-upaya menurunan NPL tersebut hingga akhir tahun ini," kata dia.
Meski demikian, ia mengaku optimistis industri BPR di DIY bisa menurunkan NPL yang tinggi dengan berbagai upaya. Di samping itu, ia menilai perlunya antisipasi akan adanya kententuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan diterapkan akhir tahun ini, di antaranya POJK No. 33/2018 tentang Kualitas Aset Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif Bank Perkreditan Rakyat
terkait dengan kualitas aset produktif dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) BPR yang memperhitungkan tunggakan kredit dari empat menjadi lima kolektibilitas. "BPR harus berupaya mencegah nasabah supaya tidak menunggak sejak kredit itu dicairkan. Jadi, BPR harus melakukan monitoring ketat terhadap para debiturnya serta lebih meningkatkan kualitas analisanya," ungkap dia.
Ia mengaku meskipun pertumbuhan bisnis tahun ini kurang dari 10%, Perbarindo DIY masih optimistis pertumbuhan industri BPR di DIY bisa di atas 10% pada 2020. Untuk mewujudkan optimisme itu BPR harus menjawab tantangan khususnya persaingan dengan industri perbankan umum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Jelang Laga Lawan Korsel, Siswa SMPN 10 Solo Kirim Dukungan untuk Timnas
- Sosok Nathan Tjoe Aon, Nyawa Timnas Garuda Menggapai Impian ke Olimpiade Paris
- Pacu Kekuatan CBR250RR, Pembalap Astra Honda Kibarkan Merah Putih di ARRC Cina
- SDN Nayu Barat 1 dan 2 Solo Digabung pada Tahun Ajaran Baru 2024/2025
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Pencurian Ternak di Kulonprogo Marak, 5 Kambing Hilang dalam Semalam
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
- Transaksi Rupiah di Lintas Negara Naik 100 Persen
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement