Advertisement
Banjir, Berapa Kira-Kira Inflasi Januari?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Sekalipun awal tahun terjadi banjir se-Jabodetabek yang dikhawatirkan akan membuat inflasi volatile foods melesat, Bank Indonesia tetap meyakini inflasi pada 2020 masih akan berada pada kisaran 2% sampai 4%.
Gubernur Bank Indonesia Perr Warjiyo menyatakan jika berkaca dari 2019 saja pertumbuhan konsumsi relatif terjaga. Meskipun pada awal 2020 ada kejutan berupa bencana banjir yang menerjang hampir seluruh wilayah Jabodetabek, tetapi kapasitas produksi nasional masih bisa mencukupi. Karena itu, target inflasi 3% dan pertumbuhan 5,3% tahun ini masih memungkinkan tercapai. “Berkaitan dengan bahan pangan, banjir, cuaca, musiman, Ramadan nanti, memang lebih banyak terkait inflasi harga komoditas pangan atau volatile foods. Nah, di sinilah mengapa TPID dan TPI berperan penting mengendalikan inflasi di volatile food,” kata Perry ditemui Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Jumat (3/1).
Advertisement
Menurut Perry, Selama ini kinerja TPI dan TPID antara Pemerintah Pusat dan daerah bergerak bagus. Dia menilai pemerintah lintas instansi sudah baik dalam mendorong ketersediaan komoditas dalam negeri. Pemerintah sudah mempersiapkan ketersediaan pasokan menghadapi musim tertentu. “Misalnya beras, dalam bulan panen akan tercukupi selama ini pemerintah sudah biasanya memenuhi dari impor,” terangnya.
Dia pun menjamin Bank Indonesia sudah memonitor, memantau, menakar hingga mengantisipasi semua potensi kenaikan inflasi di luar volatile foods. Apalagi dengan naiknya tarif BPJS Kesehatan dan menyusul kenaikan tarif dasar listrik hingga cukai rokok. Hal ini dikarenakan opsi kebijakan moneter tidak merespons langsung dampak tersebut. Perry menggarisbawahi pentingnya antisipasi jika kenaikan harga pangan sejak banjir atau musim hujan selesai Maret 2020, masih berlanjut sampai Ramadan.
“Jadi apakah nanti perlu ada jamu pahit ya nggak, dampaknya hanya temporary, dan itu tak perlu diobati sehingga kami masih stance kebijakan moneter akomodatif dan menakar faktor inflasi itu prediksi kami masih dalam sasaran dan tentu faktor risiko dampaknya temporer tak berkelanjutan,” tuturnya.
Perlambatan Ekonomi
Kepala Ekonom BNI, Ryan Kiryanto menyatakan Badan Pusat Statistik sudah mengumumkan pada 2019, inflasi Desember hanya 0,34% (month to month/mtm). Ryan menilai angka ini cukup mengejutkan karena berada di bawah eksepektasi pasar sebesar 0,42% (mtm). Kondisi ini membuat inflasi 2019 berada di bawah titik bawah target sebesar 2,72% (yoy). “Inflasi ini jauh di bawah Desember 2017 sebesar 3,61 persen dan pada 2018 sebesar 3,13 persen,” kata Ryan.
Dia menilai dari pencapaian ini, inflasi bahan pangan atau volatile food masih cukup tinggi yaitu 0,16%. Disusul dengan kontribusi dari inflasi transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,10%. Sisanya, sektor lain hanya menyumbang inflasi berkisar 0,05%.
Ryan menegaskan pemerintah perlu memperhatikan inflasi 2,72% (yoy) yang rendah dari sepanjang 2015-2018 sebagai tanda-tanda perlambatan ekonomi. Dia menilai perlu ada kepastian inflasi yang rendah tidak disebabkan oleh pelemahan daya beli. “Jangan sampai muncul persepsi, rendahnya inflasi 2019 karena melemahnya perekonomian yang mungkin hanya tumbuh 4,9 persen-5,04 persen. Identifikasi ini penting sebagai referensi pembuat kebijakan moneter dan fiskal pada 2020 untuk tetap akomodatif, pro pertumbuhan, dan fully relaxations,” terang Ryan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Menparekraf Sandiaga Uno Mengklaim Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Timbulkan Gejolak
- Kini Kereta Ekonomi Gerbong dan Kursinya Generasi Baru, Resmi Beroperasi Mulai Kemarin
- Kemendag Segel SPBU Rest Area KM 42 Jakarta-Cikampek
Advertisement
Pertobatan Ekologis dan Persoalan Sampah Jadi Topik Peragaan Jalan Salib di Gereja Ini
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- MBPI DIY Minta Pengusaha Bayarkan THR untuk PRT, Ojol, dan Buruh yang Dirumahkan
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- BPD DIY Jadi Tuan Rumah Safari Tarawih bersama FKIJK DIY
- Antisipasi Peningkatan Jumlah Pemudik, Pertamina Tambah Stok BBM
- Negosiasi Kepemilikan Freeport Ditargetkan Rampung Juni 2024, Jokowi: Yakin Dapat 61 Persen
- Begini Rasanya Jadi Dokter Hewan Sekaligus Pengusaha
Advertisement
Advertisement