Advertisement
Masalah Asuransi Kerap Luput dari Perhatian Komite, Termasuk Kemenkeu

Advertisement
Bisnis.com, JAKARTA — Potensi dampak sistemik dari masalah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan sektor perasuransian dinilai bisa merembet ke sektor keuangan. Selama ini permasalaha asuransi kerap luput dari perhatian Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK.
Pengamat asuransi Irvan Rahardjo menilai bahwa selama ini potensi dampak sistemik dari perusahaan asuransi kerap kurang menjadi perhatian KSSK, yang mencakup Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, dan Ketua Dewan Komisioner LPS.
Advertisement
Irvan menjelaskan bahwa potensi risiko sistemik dari industri asuransi sudah muncul sejak masalah Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 tak kunjung terselesaikan. Kini, meletusnya masalah Jiwasraya menjadi lampu kuning dari adanya risiko sistemik itu.
"Sebelumnya dipercaya bahwa asuransi tidak akan berdampak sistemik, padahal sudah nampak, ini sudah jelas disampaikan oleh BPK [melalui kasus Jiwasraya].
Ditambah, sekarang sudah mulai ada penebusan polis saving plan di beberapa asuransi swasta karena mulai khawatir dengan kasus Jiwasraya," ujar Irvan kepada Bisnis, Rabu (8/1/2020).
BACA JUGA
Dia menjelaskan bahwa dampak sistemik tersebut berarti krisis yang dialami perusahaan asuransi akan berdampak terhadap keseluruhan industri asuransi. Dampak itu pun secara perlahan menurutnya dapat menjalar ke industri perbankan.
Selain itu, dia pun menyarankan agar penjualan produk saving plan di industri asuransi dihentikan. "Kenapa? Itu [skema] ponzinya berjalan, banyak asuransi yang tidak bisa menghentikan itu," ujarnya.
Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK menyatakan bahwa terdapat risiko sistemik dari kasus gagal bayar Jiwasraya. Ketua BPK Agung Firman Sampurna menyatakan bahwa masalah Jiwasraya merupakan kasus dengan skala yang sangat besar.
"Kasus Jiwasraya ini cukup besar skalanya, bahkan saya katakan ini gigantik, sehingga memiliki risiko sistemik," ujar Agung dalam konferensi pers di Kantor BPK, Jakarta pada Rabu (8/1/2020).
Menurutnya, risiko sistemik kasus Jiwasraya tidak dapat diukur sekadar dari nilai aset atau nilai dalam buku. Terdapat 'bom' risiko yang perlu dicegah agar tidak meledak dan menyebabkan kekacauan.
"Kami tidak ingin sampai ke situ [muncul risiko sistemik], justru ini kami lakukan mencegah supaya tidak menjadi masalah yang besar," ujar dia.
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

DPRD DIY Dorong Pemerataan Pembangunan di Wilayah Perbatasan
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Ekonomi Malaysia Tumbuh 5,2 Persen di Kuartal III/2025
- BEI Kembali Gelar CMSE 2025, Teguhkan Pasar Modal untuk Rakyat
- Cek Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS, Galeri24 Naik Lagi
- Harga Emas Antam Hari Ini Turun, Termurah Rp1,2 Juta
- Izin Usaha Mandala Finance Dicabut Seusai Merger dengan Adira Finance
- Pertamina Jamin SPBU Penuhi Standar Global Hasil Audit Independen
- Pasar Modal Indonesia Jadi Terbesar di ASEAN, Ungguli Singapura
Advertisement
Advertisement