Advertisement
Kementan Sebut Stok 11 Komoditas Pangan Ini Aman
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan neraca 11 komoditas pangan dasar masih stabil untuk menunjang kebutuhan masyarakat di tengah masa pandemi virus Corona atau Covid-19.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo merinci 11 komoditas pangan dasar tersebut adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging kerbau, telur ayam ras, minyak goreng, dan gula pasir. Ketersediaan empat komoditas yang masih bergantung dari impor juga telah dijaga. "Semua [ketersediaan 11 pangan dasar]aman terkendali. Stok pangan kami, khusunya beras, cukup aman dan cukup terkendali," katanya dalam konferensi pers jarak jauh, Minggu (26/4).
Advertisement
Yasin sempat menemukan beberapa tantangan dalam meningkatkan ketersediaan daging sapi, daging kerbau, dan gula pasir. Pasalnya, negara pemasok komoditas tersebut menerapkan protokol penguncian yang membuat arus barang tersendat. Namun Yasin mencatat komoditas tersebut mulai masuk pasar domestik mulai dari dua-tiga pekan yang lalu. "Gula pasir kurang lebih 250.000 ton sudah tersedia."
Yasin juga telah menyiapkan tiga model terkait prakiraan ketersediaan komoditas beras. Dalam ketiga model terseut, Yasin mencatat kondisi stok beras dari produksi sebelumnya atau roll-over rice mencapai 3,5 juta ton. Model pertama adalah dengan kondisi optimistis yakni dengan prakiraan produksi beras pada Februari-Mei 2020 mencapai 12,4 juta ton. Kedua, lanjutnya, ketersediaan beras di Bulog dan gudang penggilingan dapat membuat angka ketersediaan beras mencapai 15 juta ton.
"Dan keutuhan kita [selama] Februari-Mei untuk makan 7,6 juta ton lebih. Maka dari itu, masih tersedia 8 juta ton leih. Kita masih punya [stok beras] over-stock 8 juta," ujarnya.
Dia memprakirakan dalam kondisi moderat stok beras di dalam negeri masih mencapai 6 juta ton. Adapun, angka tersebut datang dari perkiraakn produksi sekitar 11 juta ton yang ditambal roll-over stok periode sebelumnya dan dikurangi konsumsi sekitar 7,9 juta.
Bahkan, lanjutnya, Kementan mendata ketersediaan stok beras masih mencapai 6 juta ton dalam kondisi pesimistis. Yasin menjelaskan kondisi yang dimaksud adalah saat produksi Februari-Mei hanya mencapai 11,2 juta ton dan konsumsi naik hingga 8,3 juta ton.
Yasin mengklaim ketiga model tersebut didapatkan dari penggunaan data satelit dan rapat jarak jauh bersama pihak dari sekitar 400 kabupaten. Oleh karena itu, Yasin meramalkan setidaknya ketersediaan beras di dalam negeri akan terjaga hingga awal kuartal III/2020. "[Ketiga model tersebut] sudah divalidasi dan hasilnya kurang lebih sama. Kami yakin sampai tiga bulan ke depan [ketersediaan beras] masih aman," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Ekonomi: Mengurangi Ketidakpastian Jangka Pendek
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
Advertisement
Advertisement