Advertisement
Sudah Sehatkah Keuanganmu? Mari Cek Bersama
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Perencanaan keuangan menilai masyarakat perlu memeriksa kondisi kesehatan keuangannya dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang tidak memiliki waktu kepastian akan berakhir.
Perencana keuangan Yosephine P. Tyas mengungkapkan yang bisa dilakukan oleh masyarakat pada saat situasi krisis seperti saat ini adalah dengan melakukan evaluasi atau memeriksa kondisi keuangannya atau financial check up.
Advertisement
“Kita bisa mengetahui kondisi keuangan apa yang tidak sehat, sehingga bisa melakukan hal-hal yang menyehatkan,” kata Yosephine, Selasa (5/5).
Dia menjelaskan terdapat beberapa kondisi yang membuat keuangan seseorang atau keluarga tidak sehat. Pertama adalah masalah utang. Jadi, individu perlu memeriksa apakah memiliki utang atau tidak, terutama utang konsumtif.
Individu perlu segera melunasi utang-utang konsumtif yang dimilkinya lantaran itu berarti tidak sehat. Utang konsumtif adalah belanja yang digunakan untuk sesuatu yang nilainya akan terus turun bahkan sampai tidak ada nilainya.
Sementara terkait dengan utang produktif seperti rumah, mobil untuk produktivitas, dan sebagainya, dia menuturkan individu juga perlu memeriksanya. Menurutnya, jangan sampai utang produktif yang dimilikinya melebihi 30% dari pemasukan atau gaji. Dengan asumsi penghasilan individu sebesar Rp5 juta, utang produktif yang dapat dimilikinya maksimal Rp1,5 juta.
Kedua, kondisi yang dapat membuat keuangan tidak sehat adalah tidak bisa menabung. Dia menuturkan cara untuk mengetahui apakah kondisi tabungan kita sehat atau tidak dari rutinitas menabung sebelum masa pandemi.
Kalau bisa menabung setiap bulan sebesar sekitar 10% hingga 30% dari total penghasilan, kondisi tabungan akan aman. Namun, kondisi tabungan tidak akan sehat jika aktivitas menabung tidak rutin dilaksanakan oleh individu setiap bulannya. “Kalau menabung rutin, berarti sehat. Kalau kadang menabung, kadang tidak berarti tidak sehat.”
Ketiga, dia menuturkan individu memiliki investasi atau tidak setelah punya tabungan guna mengetahui kesehatan keuangannya. Dia menuturkan nilai uang yang ada di tabungan akan berkurang karena inflasi yang terjadi meskipun angka tabungannya secara nominal tidak berkurang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Advertisement
70 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Jogja, Dinkes: Tidak Perlu Panik
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- IHSG Ditutup Melemah, Ini Tanggapan BEI DIY
- Kenaikan BI Rate 25 Basis Poin, Respon Kadin DIY: Keputusan Moderat
- Marvera Gunungkidul, Korban Penipuan Jadi Sumber Penghidupan
- Meraup Berkah dari Rumput Laut dan Tulang Ikan
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
Advertisement
Advertisement