Advertisement
Catat, Sektor Ini Bisa Jadi Peluang Wisata Pascapandemi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebagai bentuk adaptasi konsep New Normal pascapandemi Covid-19, pengembangan pariwisata yang berkaitan dengan peningkatan kualitas kesehatan bisa menjadi potensi baru.
Pengamat Pariwisata UGM, Prof. Baiquni mengatakan belajar dari pandemi Covid-19, terkait dengan food and beverage dalam pariwisata perlu diperhatikan dan dikembangkan untuk makanan dan minuman sehat, guna menarik wisatawan nantinya. “Dapat dilihat empon-empon yang dapat meningkatkan imunitas itu, bisa disediakan oleh orang desa. Kalau perlu itu bisa jadi pola aktivitas, wisatawan menginap diajak ke kebunnya, nanti ikut mengolah. Jadi ada pengetahuan yang ditransfer. Itu bisa jadi wisata baru,” kata Prof. Baiquni, Kamis (21/5/2020).
Advertisement
Dia mengungkapkan hal tersebut bisa disebut sebagai slow tourism, di mana wisatawan mengikuti berbagai aktivitas warga. “Bisa disebut wisata ngudi waras atau apalah yang lainnya, yang berhubungan dengan kesehatan ini. Spiritnya manusia dan lingkungan selalu punya istilah mengalam, mengalami, pengalaman,” ujarnya.
Mengalam, kata dia, yaitu menyatukan hati dan pikiran dengan alam. Kemudian mengalami yaitu melakukan wisata itu sendiri, setelah itu menjadi pengalaman. Saat ini wisata dikatakannya tidak cukup dengan swafoto. Pariwisata seharusnya bisa meresap dalam ingatan dan hati dari pengalaman wisata.
Wisata berbasis alam terbuka juga dapat dikembangkan. Dia mencontohkan banyaknya hutan atau pegunungan yang ada dapat dimanfaatkan sebagai wisata tracking, lalu sport tourism. Selain juga tempat-tempat wisata yang sudah ada harus mengutamakan kesehatan.
“Healthy, safety, security itu penting dalam wisata. Kemudian tidak hanya objek wisatanya yang perlu diperhatikan, tetapi orang yang mau berwisata juga perlu memperhatikan kesehatannya sendiri,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan di masa pandemi Covid-19 sekarang hanya ada dua hal yang bisa dilakukan, survivenation dan preparation. Untuk target setelah pandemi wisatawan domestik akan menjadi prioritas, mengingat wisman juga dalam kondisi yang sama.
Survivenation dilakukan agar tetap bisa bertahan hidup, segala hal pasti dilakukan. “Sinergi dan kolaborasi dari semua stakeholder untuk tiga hal meringankan beban fixed cost, menggerakkan ekonomi lokal dan preparation and brand awarnest. Sehingga diharapkan saat pandemi ini berakhir pelaku industri pariwisata ready untuk reborn,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian PKP Tegaskan Regulasi Rumah Bersubsidi Kembali ke Versi 2023
- Presiden Prabowo Subianto Dijadwalkan Bertemu Donald Trump untuk Negosiasi Tarif Impor
- Ini Profil Riza Chalid Saudagar Minyak yang Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pertamina
- Aturan Rumah Bersubsidi Ukuran Mini Batal Direalisasikan, Ini Daftar dan Ukuran yang Berlaku
- Cara Cek BSU Lewat Aplikasi Pospay
Advertisement

Majelis Buruh: BSU Perlu Sasar Pekerja Informal dan Didukung Program Jangka Panjang
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Pertamina Gandeng Dinas Kelautan dan Perikanan, Dukung Program Konservasi Penyu di Kabupaten Cilacap
- Astra Motor Yogyakarta Hadirkan Honda Srawung Spot di Mandala Krida Expo
- Pakar UGM Sebut Produksi Beras Tahun Ini Tertinggi dalam Tujuh Tahun Terakhir
- Kembangkan Budaya Keselamatan Berkendara di Safety Riding Camp 2025 Bersama Yayasan AHM
- Ini Profil Riza Chalid Saudagar Minyak yang Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pertamina
- Presiden Prabowo Subianto Dijadwalkan Bertemu Donald Trump untuk Negosiasi Tarif Impor
- Hari Ini PT KAI Daop 6 Bagi-Bagi 750 Cup Kopi Gratis di Stasiun Yogyakarta
Advertisement
Advertisement