Advertisement
LinkedIn Fasilitasi Pembangunan Jejaring Para Profesional

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 83% orang Indonesia dinilai percaya koneksi yang tepat menjadi langkah penting bagi memajukan kualitas kehidupan. Akan tetapi nyatanya, hanya 18% yang berusaha membangun jaringan (network) profesional mereka.
“Ini menunjukkan bahwa banyak yang tidak yakin bagaimana cara membangun jaringan mereka,” kata Managing Director LinkedIn Asia Pacific, Olivier Legrand, melalui rilis yang diterima Harianjogja.com, Jumat (22/5/2020).
Advertisement
Dia mengatakan di tengah pandemi Covid-19, para pekerja profesional penting untuk tetap membangun hubungan dengan jaringan mereka dan membentuk koneksi baru untuk mendapatkan akses ke peluang sekarang, dan persiapan untuk masa depan.
Di Indonesia, lanjut dia, generasi z dan para pria menganggap kurangnya jaringan kerja sebagai penghalang terbesar mencapai peluang. Dibandingkan dengan kelompok umur lainnya, kurangnya jaringan dan koneksi merupakan penghalang yang lebih besar bagi generasi z (26%) dan milenial (25%), dan lebih terasa di kalangan pria (26%) dibandingkan dengan perempuan (21%). "Mereka yang memiliki jaringan dan koneksi yang lebih kuat memiliki keuntungan dalam mengakses peluang yang mereka inginkan. Di LinkedIn, inilah yang disebut dengan network gap [kesenjangan jaringan kerja]," ujarnya.
Oleh karena itu, memperkecil kesenjangan jaringan adalah kunci untuk memastikan akses yang setara bagi semua orang sehingga mereka dapat meraih peluang. “Semua berperan mengatasi kesenjangan jaringan yang ada, baik bagi orang-orang yang baru memulai karir maupun bagi seorang pekerja profesional yang berpengalaman,” kata Legrand.
Melalui platform LinkedIn, menurut Legrand, para profesional dari seluruh dunia dapat menjangkau banyak orang, mencari nasehat, dan belajar dari orang lain. "Para profesional muda harus berhubungan dengan orang lain jika mereka membutuhkan bantuan. Bagi mereka yang berada dalam posisi untuk memberikan saran atau dukungan, didorong untuk melakukan hal yang sama," kata dia.
Beberapa fitur seperti LinkedIn Groups, kata Legrands, dapat membantu para profesional untuk saling terhubung, dan belajar dari para profesional lain di industri yang sama yang mereka inginkan.
Legrand menambahkan setiap anggota LinkedIn juga dapat menggunakan fitur Skills Assessments yang memungkinkan mereka untuk menunjukkan kompetensi dalam keterampilan yang berbeda, serta membantu para perekrut menemukan kandidat yang memiliki keterampilan yang mereka butuhkan.
“Ini bisa jadi cara menjembatani kesenjangan bagi setiap anggota yang merasa kurang cukup memiliki jaringan,” ucap Legrand.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Danantara Gandeng Himbara Perkuat Strategi Pertumbuhan Ekonomi
- Pasokan Elpiji Selama Libur Iduladha di Jateng-DIY Dipastikan Aman oleh Pertamina Patraniaga JBT
- Pengamat Bilang Indonesia Bakal Sulit Ekspor Beras, Begini Penjelasannya
- Mei 2025 Indonesia Deflasi 0,37 Persen, Ini Biang Keroknya
- Pendapatan BPJS Kesehatan dari Pekerja Swasta Bisa Mencapai Rp90 Triliun
Advertisement

Polres Bantul Sita Ribuan Botol dan 5 Galon Miras Sepanjang Januari-Mei 2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Heboh Rumah Bersubsidi Bakal Dikecilkan Ukurannya Jadi 25 Meter Persegi, Ini Komentar Kadin
- Pengamat Bilang Indonesia Bakal Sulit Ekspor Beras, Begini Penjelasannya
- Pasokan Elpiji Selama Libur Iduladha di Jateng-DIY Dipastikan Aman oleh Pertamina Patraniaga JBT
- Danantara Gandeng Himbara Perkuat Strategi Pertumbuhan Ekonomi
- Pertamina Pastikan Pasokan Energi Aman di DIY-Jateng Selama Libur Panjang Iduladha 1446 H
- Microsoft Kembali Lakukan PHK, 300 Karyawan Terdampak Ada Manajer hingga Ilmuwan Riset
- Elon Musk: Pendapatan SpaceX Tembus Rp253 Triliun 2024
Advertisement
Advertisement