Advertisement
Menperin Ungkap Alasan PPnBM Mobil Dipangkas

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian angkat bicara terkait insentif untuk mendorong penjualan kendaraan bermotor di Tanah Air. Sektor otomotif disebut sebagai salah satu sektor otomotif yang berdampak luas terhadap ekonomi dan masyarakat melalui rantai pasok.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan untuk mendorong kembali produktivitas, penjualan dan daya saing industri otomotif yang terdampak akibat pandemi Covid-19, pemerintah memberikan insentif penurunan PPnBM untuk kendaraan bermotor berkubikasi 1.500 cc untuk kategori 4x2 dan sedan.
Advertisement
BACA JUGA : Relaksasi PPnBM Kendaraan Bermotor, Begini Kata Buruh
“Langkah ini dilakukan karena pemerintah ingin meningkatkan kembali pertumbuhan industri otomotif, sehingga tetap menjadi sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (20/2/2021).
Agus menjelaskan pemberian insentif PPnBM tersebut dilakukan secara bertahap selama 9 bulan, dengan masing-masing tahapan akan berlangsung selama 3 bulan. Insentif PPnBM sebesar 100 persen dari tarif akan diberikan pada tahap pertama, lalu diikuti PPnBM sebesar 50 persen dari tarif yang akan diberikan pada tahap kedua, dan insentif PPnBM 25 persen dari tarif akan diberikan pada tahap ketiga.
Dia menegaskan industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Saat ini, terdapat 22 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia.
Agus menyebutkan otomotif telah menyumbangkan nilai investasi sebesar Rp99,16 triliun dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun dan menyerap banyak tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
BACA JUGA : PPnBM 0 Persen, Ini Perkiraan Harga Mobil Toyota Rush Teranyar
Kemenperin mencatat industri kendaraan bermotor roda dua dan tiga, sejauh ini terdapat 26 perusahaan dengan total nilai investasi yang telah digelontorkan senilai Rp10,05 triliun dengan kapasitas produksi mencapai 9,53 juta unit per tahun dan menyerap tenaga kerja hingga 32.000-an orang
“Bahkan, dari sektor otomotif ini memberikan dampak luas kepada lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut,” ungkapnya.
Agus menambahkan otomotif juga menjadi salah satu industri yang diandalkan untuk ekspor. Ekspor otomotif nasional telah menembus lebih dari 80 negara. Pada 2020, ekspor kendaraan completely built up (CBU) sebanyak 232.170 unit atau senilai Rp41,73 triliun.
Adapun, untuk pengapalan kendaraan terurai (completely knock down /CKD) sebanyak 53.030-an atau senilai Rp1,23 triliun, dan komponen sebanyak 61,2 juta pieces atau senilai Rp17,52 triliun.
BACA JUGA : Ini Bocoran Daftar Mobil yang Bebas PPnBM Bulan Depan
Dia optimistis Indonesia akan menjadi ekspor hub kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE) maupun kendaraan listrik atau electrical vehicle (EV).
“Salah satu strategi otomotif 4.0 adalah membangun ekosistem untuk industri EV, dimulai dengan penguasaan kemampuan manufaktur sepeda motor listrik, kemudian kemampuan manufaktur baterai dan mobil listrik yang sesuai dengan tren global,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Negosiasi Tarif Impor, Amerika Serikat Persoalkan Penggunaan QRIS dan GPN di Indonesia
- Harga Emas Hari Ini Kembali Meroket, Tembus Rp2,04 Juta
- Pemerintah Menyambut Baik Investasi Microsoft Rp27 Triliun untuk Cloud dan AI di Indonesia
- Nego Tarif Impor AS-Jepang, Trump Turun Gunung
- Warga Berbondong-Bondong Beli Emas Batangan, Ini Menurut Ekonom UAJY
Advertisement

Jaringan Nasional Indonesia Dideklarasikan di Jogja, Siap Mengawal Kebijakan Pemerintah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement