Advertisement

Proyek Borobudur Highland Mulai Dilirik Investor

Herlambang Jati Kusumo
Kamis, 18 Maret 2021 - 07:57 WIB
Nina Atmasari
Proyek Borobudur Highland Mulai Dilirik Investor Wisatawan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (10/2/2021). - Harian Jogja/Nina Atmasari

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Sejumlah investor sudah tertarik untuk ikut mengembangkan Borobudur Highland, yang merupakan proyek di Perbukitan Menoreh, 12 kilometer ke barat dari Candi Borobudur.

Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur (BOB), Agus Rochiyardi menjelaskan Borobudur Highland ini ada dua jenis tanah. Ada yang dapat diubah dan tidak bisa diubah. Hutan pinus yang ada dengan luas 259 hektar tidak bisa diubah.

Advertisement

Sementara luasan 50 hektare dapat diubah dan dibuka untuk investor masuk, dan telah dibagi dalam dua poligon. Sejumlah syarat pun harus dipenuhi untuk itu, seperti penggantian dua kali lipat lahan hutan yang digunakan, dan itu sudah dipenuhi.

Baca juga: Mulai April, Tiap Keluarga di Sleman Bakal Didata

Saat ini Agus mengungkapkan sudah ada sejumlah investor yang berminat untuk mengembangkan. “Sudah ada yang mau masuk, dan masih terbuka. Dengan jumlah itu [investor yang akan masuk] baru sekitar enam lot dari sekitar 15 lot yang terisi, masih banyak yang bisa diisi. Itu ada yang resort, ada hotel,” ujar Agus, Rabu (17/3/2021).

Untuk pembangunan di kawasan tersebut dikatakan perlu infrastruktur dasar, sehingga dibuat public expose format skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), untuk pencarian dana guna pembangunan infrastruktur tersebut. Infrastruktur dicontohkan oleh Agus seperti jaringan air bersih salah satunya. Total nilainya untuk pembangunan infrastruktur ini dikatakannya mencapai ratusan miliar. Saat ini juga untuk KPBU itu masih terbuka.

Agus menekankan untuk para investor yang masuk ini harus sejalan dengan BOB yang telah memiliki visioning untuk mengembangkan eco tourism, pengembangan budaya dan sport tourism. Visioning tersebut merupakan masukan dari para ahli, yang menilai ketiga hal tersebut paling cocok untuk dikembangkan.

Baca juga: Mudik Lebaran 2021 Dizinkan, Ganjar: Prokes Harus Ketat, Transportasi Ditata

Dia mencontohkan komitmen untuk tidak mengubah atau merusak lingkungan di 259 hektare yang telah ditetapkan itu, seperti saat mengembangkan Glamping De Loano yang tidak melakukan penebangan. Dengan begitu justru menjadi daya tarik tersendiri juga. Selain juga yang telah dibangun saat ini amphitheather dan track downhill.

Dalam pengembangan wilayah ini Agus mengatakan, pihak BOB berkomitmen untuk turut melibatkan masyarakat sekitar, guna menggeliatkan perekonomian masyarakat. Seperti masyarakat di kawasan Purworejo, Kulonprogo, dan Magelang.

Pengembangan kawasan ini juga mendorong quality tourism. Wisata yang memiliki daya saing dan memiliki DNA kearifan lokal. Hal itu yang menjadi penguat, karena saat ini Agus melihat banyak objek wisata yang seakan latah, membuat destinasi wisata yang sebenarnya tidak berdasar kekhasan atau potensi daerah itu. Quality tourism ini akan mendorong lenght of stay wisatawan dan akhirnya mendorng spending money wisatawan.

“Harapan mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat sekitar, PAD Pemkab setempat meningkat. Kemudian berharap masyarakat itu semakin memiliki kualitas dibidang wisata. Adanya pengembangan ini dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di Borobudur [pengunjung yang melebihi kapasitas peruntukannya],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 06:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement