Advertisement
Okupansi Drop, Hotel di Jogja Hanya Andalkan Promo Buka Puasa

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Okupansi hotel di DIY hanya berkisar 10-20% di bulan puasa tahun ini. Hotel saat ini mengandalkan paket berbuka puasa.
“Okupansi selama puasa pandemi ini drop di 10-20 %. Kalau sebelum pandemi, bulan puasa itu okupansi sekitar 30%. Kami andalkan saat ini promo buka puasa,” ucap Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, Kamis (15/4).
Advertisement
Deddy mengungkapkan saat ini pun untuk promo buka puasa belum signifikan memberi dampak pada hotel. Hingga lebaran nanti dirinya juga belum bisa memprediksi apakah ada tren yang baik untuk okupansi hotel, atau tidak. Pasalnya larangan mudik, dirasa akan cukup mempengaruhi keterisian kamar.
Baca juga: THR, Lembaga Kerjasama Tripartit Bantul Sepakat Ciptakan Suasana Kondusif
“Kami belum bisa memprediksi, karena kebijakan pemerintah yang berubah-ubah. Ini disaat lebaran nanti bagaimana belum jelas. Reservasi juga masih diangka 10%. Kami saat ini coba bikin tagline Jangan Mudik, Ayo Piknik,” ucap Deddy.
Menurut Deddy stay di hotel dan makan di resto akan lebih aman, karena telah ada verifikasi protokol kesehatan. Setidaknya ada tiga, dikatakan Deddy mulai dari verifikasi prokes Pemda, sertifikasi CHSE dan juga vaksinasi. Diharapkan dengan begitu, tamu yang datang tidak hanya dari DIY atau sekitar DIY yang staycation, namun juga tamu dari luar kota yang liburan bisa masuk.
“Saat ini yang kami butuhkan atau harapkan dari pemerintah oksigen, salah satunya stimulus dan kelonggaran untuk wisatawan,” ujarnya.
Baca juga: Terminal Giwangan Dimungkinkan Tolak Kedatangan Bus AKAP
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY, Singgih Raharjo mengatakan untuk libur lebaran menilai kebijakan pelarangan mudik pada libur lebaran tahun ini, akan berpengaruh besar pada turunnya wisatawan dari luar daerah.
“Pasti ada pengaruhnya yang diluar DIY akan sangat berkurang sekali. Belajar dari yang dulu-dulu pada saat awal pandemi, maka strategi kita adalah mengoptimalkan yang ada di DIY. Staycation waktu itu,” ucap Singgih.
Singgih menilai pemaksimalan wisatawan lokal dari DIY waktu itu cukup bagus dampaknya untuk menggerakan ekosistem pariwisata yang ada. Meski tidak dipungkiri juga, strategi itu belum bisa membuat semua industri mendapat dampak dari wisatawan lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Pinjamin Dukung Bulan Inklusi Keuangan 2025 Lewat Penguatan Literasi
Advertisement
Advertisement