Advertisement
Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi Rp6.169 Triliun pada Februari

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Februari 2021 adalah sebesar US$422,6 miliar atau sekitar Rp6.169,96 triliun, berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI).
Posisi ini meningkat 4,0 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,7 persen secara tahunan.
Advertisement
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan peningkatan pertumbuhan ULN pada periode tersebut didorong oleh baik ULN pemerintah maupun swasta.
Baca juga: Polri Siapkan 333 Titik Penyekatan dari Lampung hingga Bali untuk Cegah Mudik
Jika dirincikan, ULN pemerintah tercatat tumbuh 4,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Januari 2021 sebesar 2,8 persen yoy.
Peningkatan ini, kata Erwin, seiring dengan upaya penanganan dampak pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 dan akselerasi program vaksinasi serta perlindungan sosial pada kuartal I/2021.
Sementara ULN swasta pada peridoe tersebut tercatat tumbuh 3,4 persden yoy, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,5 persen yoy.
Baca juga: Menteri Desa: Jangan Mudik, Kirim Saja Uangnya ke Keluarga di Desa
Dengan demikian, BI mencatat rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di kisaran 39,7 persen pada Februari 2021. Erwin mengatakan posisi ini relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 39,6 persen.
“Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 89 persen dari total ULN,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (16/4/2021).
Dia menambahkan, dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Peran ULN juga, imbuhnya, akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
Advertisement

Tanah Tutupan di Bantul Sudah Bersertifikat, Warga Tuntut Ganti Rugi JJLS
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Distribusi LPG 3 Kg Bakal Diawasi Badan Khusus
- Wakil Menteri Koperasi Tuding IMF Jadi Penyebab Tumbangnya Koperasi Unit Desa
- Pertumbuhan Kredit dan Tabungan di Bank Syariah Melambat
- Harga Bahan Pangan Hari Ini Minggu 11 Mei 2025, Bawang Merah Rp39 Ribu hingga Cabai Rpp51 Ribu
- Libur Waisak 2025, KAI Commuter tambah 4 Perjalanan KRL Jogja Solo
- Libur Panjang Waisak, Asita DIY Sebut DIY dan Jawa Tengah Masih Jadi Favorit Wisatawan
- Ada Diskon Tambah Daya 50 Persen dari PLN, Cek Syaratnya
Advertisement