Advertisement
BPJS Kesehatan Menguntungkan saat Sakit

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Meski terus dijaga, namun adakalanya gangguan kesehatan datang tiba-tiba dan tidak bisa dihindari juga. Itulah sebabnya, Memiliki perlindungan jaminan kesehatan menjadi penting.
Setidaknya hal itulah yang dialami karyawan salah satu kantor swasta di Jogja, Della Ainun Nisa Yudha. Dia mengaku turut yang merasakan perbedaan ketika menjadi peserta BPJS Kesehatan dan bukan peserta BPJS Kesehatan.
Advertisement
“BPJS Kesehatan itu penting sekali menurut saya. Berdasarkan pengalaman pribadi saya, terlihat ketika saya sakit yang menjadi peserta BPJS, dan ketika adik saya sakit yang bukan peserta. Menjadi peserta BPJS Kesehatan ternyata sangat meringankan beban biaya, bahkan gratis,” ujar Della, Rabu (15/9/2021).
Lantaran sakit, Della memang sempat beberapa kali menjalani pengobatan, salah satunya adalah ketika dia demam, dan harus berobat. Kali pertama saat itu sekitar 2019, dia mencoba menggunakan layanan BPJS Kesehatan.
Dia pun tidak menyangka, menjadi peserta BPJS Kesehatan sangat membantunya. “Pengalaman pertama itu, saat saya mengambil obat ternyata benar-benar gratis. Saya kira tetap harus ada biaya. Jadi sebisa mungkin memang lebih baik menjadi peserta BPJS Kesehatan. Untuk iuran bulanan juga tidak besar biayanya,” ujarnya.
Tidak hanya sekali Della jatuh sakit, dan harus berobat. Dia mengaku juga pernah sakit tifus yang memaksanya harus beristirahat dua pekan di rumah. “Pas tifus itu saya sebagai peserta BPJS Kesehatan ternyata tidak perlu mengeluarkan biaya juga. Diperiksa dan diberi obat waktu itu. Saat menggunakan BPJS Kesehatan layanan yang diberikan Faskes juga baik, tidak terus dibedakan dengan yang lain,” ucap Della.
Della juga menceritakan bagaimana manfaat menjadi peserta dirasakan oleh kakek dan neneknya. Kakek dan neneknya memang harus melakukan cek kesehatan rutin.
“Harus cek kesehatan secara berkala, tentunya sangat terbantu ketika menjadi peserta BPJS Kesehatan,” ujarnya.
Pengalaman Della dan kakek-neneknya itu sangat berbeda dengan pengalaman yang dirasakan adiknya yang saat itu belum menjadi peserta BPJS Kesehatan. Beberapa kali sakit, dan dianggap masih biasa, dengan biaya pengobatan yang terbilang tidak besar. Merasa belum perlu menjadi peserta BPJS Kesehatan.
“Nah, kemudian sekali setelah itu adik sakit lagi, beberapa kali harus cek lagi juga dan perlu biaya cukup besar juga. Dari situ sadar bagaimana pentingnya menjadi peserta BPJS Kesehatan, dalam kondisi-kondisi yang tidak pasti seperti itu,” ucapnya.
DI tengah pandemi Covid-19, Della juga mengungkapkan tidak ada kendala mendapat layanan kesehatan. Digitalisasi yang telah dilakukan BPJS Kesehatan, dengan berbagai produk layanan yang diberikan, menurutnya sangat membantu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Plengkung Gading Jogja Masih Ditutup untuk Renovasi, Ini Penampakan Terbarunya
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
- Hingga Maret 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Capai Rp4,66 Triliun
Advertisement