Advertisement
Bank Dunia: Varian Delta Picu Ketimpangan Ekonomi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemulihan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik telah dirusak oleh penyebaran Covid-19 varian Delta, sehingga akan turut meningkatkan ketidaksetaraan kesejahteraan di kawasan itu, menurut Bank Dunia.
Kegiatan ekonomi mulai melambat pada kuartal kedua tahun 2021 dan perkiraan pertumbuhan turun pada sebagian besar negara di kawasan ini, menurut laporan terbaru Ekonomi Musim Gugur 2021 Asia Timur dan Pasifik Bank Dunia ssperti dikutip ChhannelNewsSia.com, Selasa (29/9/2021).
Advertisement
Sementara, ekonomi China diproyeksikan tumbuh sebesar 8,5 persen, wilayah lainnya diperkirakan tumbuh hanya 2,5 persen atau hampir 2 poin persen lebih rendah dari perkiraan pada April 2021, menjrut Bank Dunia.
"Pemulihan ekonomi negara berkembang Asia Timur dan Pasifik menghadapi pembalikan nasib," kata Manuela Ferro, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik.
Laporan tersebut memperkirakan sebagian besar negara di kawasan itu, termasuk Indonesia dan Filipina, dapat memvaksinasi lebih dari 60 persen populasi mereka pada paruh pertama tahun 2022.
Langkah itu tidak akan menghilangkan infeksi Virus Corona, namun secara signifikan mengurangi kematian sehingga memungkinkan dimulainya kembali kegiatan ekonomi.
Kerusakan yang diakibatkan oleh gelombang Covid-19 kemungkinan akan mengganggu pertumbuhan dan meningkatkan ketidaksetaraan dalam jangka panjang, menurut Bank Dunia.
“Vaksinasi dan pemeriksaan yang dipercepat untuk mengendalikan infeksi Covid-19 dapat menghidupkan kembali kegiatan ekonomi di negara-negara yang sedang berjuang pada paruh pertama tahun 2022, dan menggandakan tingkat pertumbuhan mereka tahun depan,” kata Kepala Ekonom Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo.
Tetapi dalam jangka panjang, hanya reformasi yang lebih dalam yang dapat mencegah pertumbuhan yang lebih lambat dan meningkatnya ketidaksetaraan.
Hal itu merupakan kombinasi pemiskinan yang belum pernah terjadi di kawasan itu pada abad ini, katanya.
Bank Dunia mengatakan kawasan itu perlu melakukan upaya serius di empat bidang untuk menghadapi peningkatan Virus Corona tefmasuk mengatasi keraguan atas vaksin dan keterbatasan kapasitas distribusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
Advertisement

Akhirnya Tanah Tutupan Jepang di Bantul Kini Sudah Bersertifikat
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Tenaga Kerja 1,6 Juta Orang Diprediksi Bisa Terserap ke Koperasi Merah Putih
- Distribusi LPG 3 Kg Bakal Diawasi Badan Khusus
- Wakil Menteri Koperasi Tuding IMF Jadi Penyebab Tumbangnya Koperasi Unit Desa
- Pertumbuhan Kredit dan Tabungan di Bank Syariah Melambat
- Harga Bahan Pangan Hari Ini Minggu 11 Mei 2025, Bawang Merah Rp39 Ribu hingga Cabai Rpp51 Ribu
Advertisement