Advertisement
Transportasi Mampu Gerakkan Ekonomi
Tangkapan layar saat PTS General Manager YIA, Agus Pandu Purnama berbicara dalam FGD Transportasi Umum sebagai Penggerak Perekonomian, Selasa (19/10/2021). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sektor transportasi mampu mendukung pergerakan ekonomi. Salah satunya adalah angkutan logistik yang bisa menjadi diversifikasi pemanfaatan transportasi umum, selain mengangkut manusia, di tengah pandemi Covid-19.
PTS General Manager Yogyakarta International Airport (YIA), Agus Pandu Purnama mengatakan setelah peresmian YIA, memang langsung merasakan imbas dari pandemi Covid-19. Sehingga jumlah penumpang di YIA tidak sesuai harapan. Berbagai upaya terus dilakukan, termasuk menjalankan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Advertisement
Selain itu, Pandu mengatakan beberapa waktu terakhir telah bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) DIY membentuk Forum Ekspor Impor. Dengan adanya forum ini diharapkan bisa memfasilitasi pengusaha melalui berbagai skala usaha dapat merambah pasar ekspor langsung. Selain itu, YIA juga memiliki potensi untuk menunjang ekspor.
“Bisa memanfaatkan potensi yang ada, memiliki kapasitas luar biasa ekspor impor. Bisa 390 ton per hari yang bisa dimanfaatkan UMKM,” ujar Pandu dalam Focus Group Discussion (FGD) Transportasi Umum sebagai Penggerak Perekonomian yang diselenggarakan Harian Jogja bekerja sama dengan Satgas Penanganan Covid-19, Selasa (19/10/2021).
BACA JUGA
Selain itu ada juga Jogja Business Service Center (JBSC) yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekspor.
“Saat ini kita harus berkomitmen bersama, kita ingin lepas dari pandemi. Kemudian kita ingin masyarakat bergerak, artinya ekonomi tumbuh. Bandara YIA fokus mendukung UMKM, ada 430 UMKM yang kami akomodasi berkegiatan di bandara,” ujar Pandu.
Senada, Deputi EVP PT KAI Daop 6, Ririn Widi Astuti juga mengatakan di tengah pandemi Covid-19, dengan minimnya penumpang, angkutan barang menjadi pendukung untuk menggerakan roda perekonomian.
Ririn juga menyinggung kaitannya dengan pariwisata di DIY yang mulai bergerak. “Kami berharap sektor wisata bangkit kembali. Ini perlu komitmen bersama menjalankan new normal, untuk patuh pada protokol kesehatan juga,” ucap Ririn.
Adaptasi
Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Deni Prasetio Nugroho mengatakan transportasi ke depan perlu ada sejumlah penyesuaian, dan sejumlah hal dinilai sudah dilakukan saat ini. Seperti pemberlakuan digitalisasi, yang mengurangi sentuhan.
Untuk penerapan adaptif kebiasaan baru bisnis KA pertama pengurangan jumlah penumpang pada tiap perjalanan kereta, pengaturan jadwal untuk menjaga jumlah optimal penumpang dalam stasiun, peningkatan kapasitas protokol pencegahan.
“Kedua untuk menggerakan ekonomi, bisa utilisasi sebagian gerbong eksisting untuk komoditi pasar baru. Penambahan kapasitas khusus untuk komoditi pasar baru,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
- Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
- Kemnaker Siapkan Perpres Ojol, Tekankan Aspek Keadilan Kerja
- Regulasi UMP 2026 Masih Disusun, Menaker Pastikan Libatkan Buruh
- Lampung Jadi Kandidat Lokasi Pabrik Etanol Toyota di Indonesia
Advertisement
Kecam Perdagangan Daging Anjing di DIY, DMFI Desak Adanya Perda
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Wisatawan Eropa ke DIY Masih Stabil Hingga September 2025
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24, Masih Turun
- Ini Langkah Agar Tren Kunjungan Wisatawan Eropa ke DIY Positif
- Korupsi Impor Gula, 5 Petinggi Perusahaan Swasta Dihukum Bayar Rp337 M
- Prabowo Tunjuk 16 Nama Calon Dewan Energi Nasional, Diserahkan ke DPR
- QRIS Jadi Penyelamat Ekonomi Digital Indonesia di Masa Covid-19
- Indef Ungkap Mafia Lintas Negara di Impor Baju Bekas
Advertisement
Advertisement



