Advertisement

Garda Terdepan Orang-Orang yang di Rumah Saja, Penyumbang Pendapatan Nasional

Lajeng Padmaratri
Kamis, 18 November 2021 - 17:19 WIB
Nugroho Nurcahyo
Garda Terdepan Orang-Orang yang di Rumah Saja,  Penyumbang Pendapatan Nasional Slamet Tan Li Yong (kedua dari kiri) bersama rekannya saat berkegiatan sosial Jumat Berkah. (Istimewa/Dok. Pribadi)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJAPandemi Covid-19 telah memukul sejumlah sektor. Di Jogja, sektor UMKM yang rerata menopang sektor pariwisata mayoritas harus tiarap dengan kebijakan Di Rumah Aja demi membatasi mobilitas penduduk untuk mencegah persebaran Corona. Namun kebijakan yang banyak diratapi banyak orang ini justru menjadi peluang tersendiri bagi Slamet Tan Li Yong. Berikut laporan wartawan Harian Jogja Lajeng Padmaratri.

Sejak pandemi melanda hampir dua tahun, pemerintah telah mengatur kebijakan bagi masyarakat untuk memperbanyak kegiatan dari rumah. Hal ini membuat sebagian besar pekerja menjalankan pekerjaan dari rumah. Namun, tidak bagi Slamet Wasair.

Advertisement

Slamet adalah satu dari sekian driver Gojek yang semula gamang saat kebijakan di rumah saja diterapkan di awal-awal Pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Bekerja menjadi driver, ia tentu harus menghadapi risiko tertular Covid-19 karena pekerjaan yang ia lakoni mengharuskannya bermobilitas tinggi dan bertemu dengan banyak orang.

Sebagai driver Gojek, pria 47 tahun ini memilih bekerja profesional ketimbang menyimpan kekhawatiran dan meratapi hilangnya penghasilan. Justru saat semua orang menjalankan imbauan kebijakan Di Rumah Aja, peran driver layanan antar daring menjadi vital. Apalagi ketika gelombang Covid-19 memasuki gelombang kedua, banyak orang harus menjalani isolasi mandiri. Tugas mengantar makanan untuk orang yang sedang work from home dan isolasi mandiri menjadi sebuah misi profesional sekaligus panggilan kemanusiaan.

Sebagai mitra Gojek, ia tetap berkeliling dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Entah mengantar penumpang, maupun makanan. Pekerjaan ini telah dilakoni sejak 2016 lalu.

Sebelum menjadi driver di Gojek, Slamet adalah sukarelawan di beberapa lembaga swadaya masyarakat. Ia aktif memperjuangkan isu masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan. Pada akhir 2015, saat Gojek mulai penetrasi pasar di Jogja, Slamet tertarik. Ia ingin punya penghasilan tambahan lewat ojek online.

Tak hanya mengantar penumpang, Slamet juga beberapa kali mendapatkan permintaan mengantar makanan untuk pembeli melalui fitur Go-Food. Banyak mitra Go-Food yang ditemuinya itu bukan restoran besar seperti yang ia bayangkan. Kebanyakan malah usaha rumahan. Kenyataan ini membuat Slamet kian tertarik melakoni pekerjaan ini. Ia membuka usaha rumahan ayam geprek dengan nama Food Corner Tan Lie Yong dan bermitra dengan Go-Food. Nama usaha kulinernya ini sangat lekat pada Slamet hingga ia mendapat julukan Slamet Tan Lie Yong.

Kini, pandemi membuatnya lebih sering mengantar makanan daripada penumpang. "Terasa banget lebih banyak yang Go-Food, karena orang-orang harus social distancing, harus work from home, jadi lebih banyak yang order makanan via online. Lebih cepat dan banyak promo," ujar Slamet kepada Harianjogja.com, Senin (09/11/2021).

Ia menyambut baik kondisi ini dengan tetap menjalankan tugas sebagai driver sebaik mungkin. Meski rute yang ditempuh ketika mengantar makanan cukup jauh, ia terus bersyukur masih diberi kesehatan dan rezeki yang terus mengalir.

Apalagi, ketika ia menyadari dari sebagian orang yang memesan makanan melalui Go-Food adalah orang yang sedang menjalani isolasi mandiri. "Pernah ada yang order, lalu setelah sampai di rumahnya dia minta makanan dicantolin ke pagar rumah saja. Saya penasaran kan, kok dicantolin tapi orangnya ngintip dari celah jendela. Setelah saya cantolin, dia keluar dan mengucapkan terima kasih karena dia sedang isolasi mandiri," ungkapnya.

Mulanya, Slamet memang khawatir karena hal itu turut berpotensi membahayakan kesehatannya. Namun, selama ia memaksimalkan protokol kesehatan ia yakin tetap terlindungi. Selama bertugas, ia konsisten memakai masker dan selalu memakai hand sanitizer yang diberikan oleh Gojek, apalagi ketika mengantar makanan ke daerah zona merah.

Untuk memastikan ia aman dalam menjalankan tugas, Slamet telah mengikuti program vaksinasi Covid-19. Tak hanya menjaga diri dan keluarga, Slamet juga memastikan penumpang dan masyarakat aman saat menggunakan jasa Gojek.

Bantu Sesama

Slamet tak melulu melakoni pekerjaan sebagai mitra Gojek untuk mendulang cuan. Ia menyeimbangkan kegiatan mencari nafkah dengan kegiatan sosial dan kemanusiaan.

Slamet menjadi inisiator berdirinya Paguyuban Mitra GoFood (PMG) Sleman untuk menjadi wadah mitra-mitra GoFood di Sleman. Saat ini, ada 700 lebih merchant yang bergabung di dalam paguyuban swadaya ini.

"Sebelumnya, mitra Go-Food banyak yang bingung ketika ada program tertentu yang bisa dikerjasamakan dengan Pemda, akhirnya diwadahi dalam bentuk paguyuban ini di Sleman," kata dia.

Belakangan, Slamet menjadi Ketua Komunitas Partner GoFood (KOMPAG) Jogja, komunitas resmi yang difasilitasi resmi oleh Gojek.

Selain berkegiatan mengembangkan UMKM, anggota paguyuban ini juga aktif berderma. Setiap Jumat, mereka akan mengumpulkan sedekah dari iuran tiap merchant untuk disalurkan ke masjid maupun panti asuhan yang membutuhkan.

"Secara organisasi, nanti uang yang dikumpulkan dipercayakan kepada salah satu merchant yang terpilih, untuk disalurkan ke masjid atau panti. Merchant yang terpilih ini berganti setiap pekan dan berurutan," ujarnya.

Dengan cara ini, semua merchant selain beramal juga pada gilirannya akan mendapat giliran mendapat rezeki lebih. Semacam arisan untuk amal. Selain itu, masing-masing merchant pun bisa menerapkan Jumat Berkah di warungnya masing-masing.

"Kalau pribadi merchant juga boleh, tiap Jumat sedekah misal mampunya 10 bungkus, nanti bisa ditujukan untuk driver buat sarapan," kata dia.

Kontribusi Nasional

Kisah Slamet ini menjadi bagian kecil dari cerita besar tentang kontribusi dekakorn Gojek terhadap ekonomi Indonesia mencapai Rp249 triliun pada 2021 lalu. Riset dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menyebutkan kontribusi paling besar disumbang layanan pesan-antar makanan (food delivery) GoFood, usaha yang dilakoni Slamet dan kawan-kawannya di KOMPAG Jogja selama pandemi menghantam dunia.

"Dampak dari keseluruhan ekosistem hasilnya, kontribusi Gojek mencapai 1,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)," kata Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K. Walandouw melalui konferensi pers virtual pada Kamis (21/10/2021) lalu.

Peningkatan kontribusi itu terjadi sebab, ekosistem Gojek dianggap mampu meningkatkan pendapatan mitranya sebesar Rp66 triliun pada 2021. Peningkatan pendapatan paling besar diterima mitra GoFood. Ada 66% mitra GoFood yang mencatatkan peningkatan pendapatan selama 2021 dibandingkan 2020. Peningkatan pendapatan itu terjadi karena GoFood dianggap mampu memberikan promosi, perluasan akses pasar, kemudahan pengelolaan operasional, hingga pelatihan kewirausahaan kepada mitranya.

Riset LD FEB UI juga mencatat, jumlah pengusaha pemula yang memanfaatkan GoFood pada 2021 meningkat 47%. Ini karena, empat dari lima Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) percaya GoFood mendorong pertumbuhan usaha.

Konsumen Gojek pun dikenal loyal selama tahun ini. Sebanyak 90% responden dari konsumen mengatakan lebih sering menggunakan layanan GoFood pada 2021, dan 86% konsumen akan tetap menggunakan layanan dari Gojek meskipun tanpa promo. "Ekosistem Gojek menjadi salah satu pilihan konsumen untuk tetap produktif. Mereka juga merasa aman menggunakan layanan dalam ekosistem ini," kata Peneliti LD FEB UI Alfindra Primaldhi.

Terus Tumbuh

Penelitian LD FEB UI ini sejalan dengan rilis data Gojek yang mencatat transaksi mitra UMKM GoFood meningkat tujuh kali lipat tahun ini. Chief Food Officer Gojek Group Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan setidaknya ada 250.000 UMKM yang bergabung GoFood selama pandemi Covid-19. Total sudah ada satu juta UMKM kuliner bergabung.

Chaterine menilai dukungan dari KOMPAG turut mendorong transaksi mitra GoFood. Komunitas ini kekinian telah diikuti lebih dari 107.000 UMKM kuliner dari 70 kota di Indonesia. “Kedua, dukungan sejumlah teknologi dari GoFood dan fasilitas promo untuk menarik konsumen,” kata Chaterine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Rabu 24 April 2024, Tiket Rp50 Ribu

Jogja
| Rabu, 24 April 2024, 03:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement