Advertisement

Promo November

Jadikan Pembeli bak Raja, Cara Toko Oleh-Oleh Ini Bertahan hampir 4 Dekade

Nina Atmasari
Kamis, 03 Februari 2022 - 08:07 WIB
Arief Junianto
Jadikan Pembeli bak Raja, Cara Toko Oleh-Oleh Ini Bertahan hampir 4 Dekade Wisatawan berbelanja di Istana Oleh-Oleh Endang Jaya di Jl. Jenderal Sudirman 299, Kota Magelang, Jawa Tengah, Senin (31/1/2022). - Harian Jogja/Nina Atmasari

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG—Endang Jaya menjadi pelopor toko oleh-oleh di Kota Magelang, Jawa Tengah. Di usianya yang menjelang empat dekade, Endang Jaya kini telah memiliki empat cabang. Menganggap pembeli adalah raja dan tetap adaptif menghadapi zaman adalah kunci toko itu tetap bertahan hingga kini.

Saat mendirikan usaha pada 1983, Joko Yuwono dan istrinya, Endang Sri Hartini memilih membuka toko kelontong di rumah mereka. Lokasinya di Jl. Jenderal Sudirman 299, Kota Magelang yang saat itu terbilang cukup strategis lantaran berbatasan langsung dengan Pasar Rejowinangun.

Advertisement

Baru berjalan tiga tahun, pasangan ini memilih mengubahnya menjadi toko oleh-oleh. "Saat itu belum ada toko oleh-oleh di Kota Magelang, jadi kami yang pertama. Pertimbangannya saat itu melihat peluang wisata dari Borobudur, dan di sini ada Akmil [Akademi Militer] dan SMA Taruna Nusantara," kata Florentius Evan Satria, anak bungsu Joko Yuwono dan Endang Sr Hartini, Senin (31/1/2022).

Evan, demikian ia lebih akrab disapa, kini memang ditunjuk untuk meneruskan usaha toko yang diberi nama Istana Oleh-Oleh Endang Jaya tersebut. Begitu pula dengan tiga kakaknya yang kini juga telah memiliki aktivitas usaha masing-masing.

Pria berusia 33 tahun ini menuturkan nama Endang Jaya diambil dari nama ibu dan neneknya. Neneknya adalah pengusaha telur yang populer dengan nama Joyo Endog. "Nenek saya pernah berpesan jika mendirikan usaha maka diberi nama tambahan Jaya, jadilah nama Endang Jaya," ucap dia.

Endang Jaya menjual beragam makanan khas Magelang seperti wajik, lumpia, bakpia dan moci hasil produksi sendiri. Selain itu ada ratusan produk makanan kering seperti keripik dan slondok, yang merupakan konsinyasi dari pihak lain dan terutama dari UMKM di Magelang, Wonosobo, Jogja hingga Semarang.

Dalam perjalanannya, toko oleh-oleh Endang Jaya mengalami pertumbuhan usaha yang bagus sejak didirikan. Dalam waktu tak sampai satu dekade, pada 1996, mereka membuka satu cabang yakni di Jl. Ikhlas.

Prospek usaha jasa wisata terus meningkat seiring pertumbuhan objek wisata dan insfatruktur pendukungnya. Endang Jaya pun menangkap peluang tersebut dengan terus menambah cabang, yakni di Metro Square pada 2007 dan di Blondo pada 2012. Kedua lokasi itu berada di luar perkotaan.

Tak dimungkiri, toko oleh-oleh lain pun kini terus bermunculan. Meski demikian, Evan mengungkapkan Endang Jaya tetap ada di hati para wisatawan. Penyebabnya, ada tiga hal menarik yang diberikan Endang Jaya.

"Pertama, kami menganggap pembeli adalah raja, sehingga kami melayani dengan ramah. Kedua, kami menjaga kualitas produk, tiga bulan sebelum expired, produk sudah kami tarik. Ketiga, kami berinovasi menyesuaikan dengan zaman. Saat ini kami melayani penjualan daring, pengiriman luar kota juga bisa," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024

Sleman
| Sabtu, 23 November 2024, 23:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement