Advertisement
NFT Kian Populer, Hati-Hati Jangan Terpikat Artis

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Aset kripto atau non fungible token (NFT) kini semakin populer dan memikat banyak orang, apalagi para pesohor seperti artis seolah latah berinvestasi di aset kripto.
Belakangan, tak sedikit pula proyek kripto yang dibangun dan dipasarkan melibatkan sosok figur publik.
Advertisement
Terbaru, Anang Hermansyah merilis proyek NFT bernama Asix Token. Deretan artis pun beramai-ramai membeli token tersebut, seperti Ariel Noah, Judika, Kevin Aprilio, Indra Bekti, Titi Kamal, dan lainnya.
Namun, belum genap sepekan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah melarang perdagangan token tersebut secara umum. Token kripto milik Anang disebut belum masuk dalam daftar 229 aset kripto yang diizinkan diperjualbelikan.
Terkait hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) & COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda, menyambut positif perkembangan dan inovasi yang terjadi di industri aset kripto dan ekosistem blockchain di Indonesia.
Menurutnya, kini masyarakat sudah antusias dengan segala perkembangan dan hal-hal baru mengenai aset kripto, NFT, DeFi, GameFi dan lainnya yang masuk dalam ekosistem blockchain. Meski demikian, antusiasme ini juga perlu dibarengi dengan sikap kehati-hatian dari investor.
"Banyak koin atau token yang bermunculan memanfaatkan hype di tengah masyarakat. Perlu ditekankan, untuk merilis koin atau token yang memiliki standar global itu tidak mudah. Ada proses due diligence yang harus dipenuhi," jelas Manda dikutip dari keterangan resmi, Jumat (11/2/2022).
Manda menjelaskan, masyarakat harus melakukan riset terlebih dahulu sebelum memutuskan masuk atau membeli sebuah aset kripto. Sebuah proyek kripto yang baik dan benar akan selalu membagikan whitepaper lengkap, sama halnya dengan prospektus di dunia saham saat perusahaan akan melakukan IPO.
Dalam whitepaper tersebut, akan dijelaskan proses roadmap ke depan dari aset kripto yang dibuat dan pengembangannya ke depan. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan investor menurut Manda adalah meneliti dan memeriksa tim dan partner di balik developer aset kripto tersebut.
“Jangan tutup mata dan terlena dengan sosok public figure," jelasnya.
Dengan melakukan riset, masyarakat diharapkan bisa menilai suatu proyek kripto yang baik atau tidak. Proyek kripto yang kurang baik dapat berdampak pada keberlangsungan industri yang sudah dibangun sejak lama.
"Proyek kripto yang kurang baik dan bisa merusak industri selalu memakai konsep brand marketing yang tidak masuk akal, melebihi dari capaian, dan selalu menonjolkan kemewahan. Koin atau token apapun kalau tidak komitmen dan tidak memikirkan utility untuk memecahkan masalah, maka bisa berpotensi merusak industri," pungkas Manda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- OJK Minta Pemilik Asuransi Kesehatan Bayar 10 Persen Saat Klaim, Konsumen Protes
- Sampai dengan 9 Juni 2025 Masih Ada Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra, Ini Daftarnya
- Cek Promo Perjalanan dari DAMRI Selama Libur Hari Raya Iduladha dan Liburan Sekolah, Ada Diskon ke Jogja
- Danantara Dikabarkan Pendekatan ke GoTo dan Grab untuk Investasi Saham
- Tahun Ini Jatuh Tempo Utang Pemerintah Mencapai Rp800 Trilun, Ini Kata Ekonom
Advertisement

Prakiraan Cuaca di Jogja BMKG Hari Ini, Minggu 8 Juni 2025, Sebagian Wilayah DIY Hujan Ringan
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Cek Promo Perjalanan dari DAMRI Selama Libur Hari Raya Iduladha dan Liburan Sekolah, Ada Diskon ke Jogja
- H+1 Iduladha, Harga Emas Antam Turun Rp25 Ribu Pergram
- Update Harga Pangan Hari Ini Sabtu 7 Juni 2025
- Catat! Ini Harga 3 Produk Emas Batangan Hari Ini Sabtu 7 Juni 2025
- Sampai dengan 9 Juni 2025 Masih Ada Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra, Ini Daftarnya
- Peringati Hari Raya Iduladha 1446 H, Insan PLN UID Jateng DIY Persembahkan Puluhan Kurban untuk Masyarakat
- OJK Minta Pemilik Asuransi Kesehatan Bayar 10 Persen Saat Klaim, Konsumen Protes
Advertisement
Advertisement